Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Tertinggi Di Lantai Bursa, Kapitalisasi Pasar Astra Internasional Setara Rp 286,22 Triliun

May 03, 2012

Astra International
Nilai kapitalisasi saham PT Astra International Tbk (ASII) masih menempati urutan teratas dari total 420 saham di lantai bursa.  Astra mengungguli kapitalisasi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) and PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).  Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI)  kapitalisasi pasar Astra mencapai Rp 286,219 triliun, disusul BCA Rp 193,542 triliun, dan Telkom mencapai Rp 171,360 triliun. 



Kapitalisasi ketiga emiten tersebut  mengungguli PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 170,333 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp 165,283 triliun, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 147,259 triliun dan anak usaha Astra di bidang pertambangan PT United Tractor di urutan tujuh besar yakni Rp 110,972 triliun.

Menurut  kinerja kuartal I-2012, laba Astra International dan anak usahanya juga tercatat paling besar mencapai Rp 4,6 triliun naik 8 persen dari kuartal I-2011 sebesar Rp 4,3 triliun. Sementara BCA yang secara kapitalisasi mencapai urutan kedua ternyata tidak sejalan dengan kinerja laba bersih yang tercatat sebesar Rp 2,3 triliun tumbuh sebesar 14,3 persen dibandingkan Rp 2,0 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pencapaian ini menjadikan bank miliki keluarga Hartono ini menempati urutan kelima di atas United Tractors dengan laba bersih Rp 1,5 triliun, naik 18 persen dari sebelumnya, dan Unilever Rp 987,6 miliar meningkat tipis 1,5 persen dari sebelumya.

Di urutan kedua emiten bluechips adalah BRI yang hingga Maret 2012 membukukan pertumbuhan laba bersih 29,32 persen menjadi Rp 4,22 triliun dibanding Maret 2011 sebesar Rp 3,26 triliun. Di urutan ketiga ada Bank Mandiri dengan laba Rp 3,4 triliun, atau turun 10 persen dari Rp 3,87 triliun, dan Telkom Rp 3,322 triliun atau naik 19,2 persen dari sebelumnya.

Hingga akhir tahun ini kinerja emiten di bursa bisa tumbuh 20-30 persen. Dalam skenario pesimistis, kinerja emiten tetap tumbuh 20 persen. Sejumlah sentimen negatif dari dalam negeri yang perlu diwaspadai adalah rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan kenaikan uang muka kendaraan dan perumahan.



Source: Financeroll
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.