Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Popular Posts

Harga Minyak Jatuh Ke Bawah $59 Akibat Yunani

June 29, 2015

Minyak mentah AS turun sekitar $1 pada sesi perdagangan Asia setelahYunani memaksakan kontrol modal seiring para kreditur menolak untuk memperpanjang bailout negara tersebut dan para pejabat Barat mengatakan bahwa sebuah kesepakatan tentang program nuklir Iran mungkin akan sulit tercapai.
Harga minyak AS untuk pengiriman bulan Agustus telah turun sekitar 84 sen, atau 1.4%, menjadi $58.79 per barel pada pukul 09.47 WIB, setelah ditutup turun 7 sen pada hari Jumat untuk akhiri pekan di level $59.63. Pada awal perdagangan hari Senin, harga minyak sempat jatuh ke level $58.63.

Yunani akan memperkenalkan kontrol modal dan menjaga bank untuk tetap turun pada hari Senin setelah para kreditur internasional menolak untuk memperpanjang bailout mereka dan para penabung menarik uang mereka, membuat kebuntuan Athena menuju ke level yang lebih berbahaya.
Iran mundur dari kesepakatan interim nuklir dengan para kekuatan dunia sejak tiga bulan lalu, diucapkan oleh pejabat dari negara Barat pada hari Minggu, seiring pejabat AS dan Iran mengatakan bahwa pembicaran tentang kesepakatan akhir kemungkinan akan berjalan melewati batas waktu 30 Juni.

Source: monexnews.com

Gejolak Yunani Melambungkan Harga Emas

Harga emas melonjak sekitar 1% pada hari Senin seiring investor mencari aset aman di dalam logam mulia setelah krisis hutang Yunani telah menjadi semakin buruk selama akhir pekan lalu, dengan Athena terlihat lebih besar kemungkinannya untuk default dan keluar dari zona Euro. 

Harga emas spot naik hampir $14 menjadi $1,188.07/onz pada pagi ini dan saat ini bergerak dikisaran $1,181.35/onz pada pukul 09.28 WIB. 

Harga emas berjangka AS juga melonjak sekitar 1% ke sesi tertinggi di $1,187.60. 
Pembicaraan bailout antara pemerintahan Yunani dan kreditur asing menghasilkan hasil yang mengecewakan selama akhir pekan lalu dan European Central Bank membekukan dukungan pendanaan vital untuk bank Yunani, meninggalkan Yunani dengan sedikit pilihan untuk mematikan sistem untuk menjaga bank dari kejatuhannya. 

Kegagalan untuk mencapai sebuah kesepakatan dengan para kreditur meninggalkan Yunani berada di jalur untuk default 1.6 miliar euro dari pinjaman International Monetery Fund yang akan jatuh tempo pada hari Selasa. Athena harus membayar kembali miliaran euro kepada ECB dalam beberapa bulan mendatang. 

Default yang akan terjadi pada pinjaman IMF akan membuat Yunani tergelincir menuju pintu keluar zona Euro dan juga membawa implikasi yang luas untuk sistem keuangan global. Perdana Menteri Alexis Tsipras pada Jumat malam mengejutkan para kreditur untuk menyerukan refrendum pada apa yang dia katakan bahwa dia tidak dapat menerima persyaratan yang diajukan untuk mempertahankan negaranya dari kebangkrutan.

Source: monexnews.com

Press Conference Following the Meeting of The Governing Council of The European Central Bank on 3 March 2011

March 11, 2013

Press Conference Following the Meeting of The Governing Council of The European Central Bank on 3 March 2011.

Harga Emas Antam Naik !

January 30, 2013

Harga emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang pada perdagangan hari ini, Rabu (30/1/2013), mulai bergerak naik. Harga emas ukuran 1 gram dijual Rp 581.200, naik Rp 2.000 dibandingkan dengan harga pada hari Selasa kemarin, yakni Rp 579.200 per gram.

Peningkatan juga terjadi pada harga pembelian kembali atau buy back. Harga buy back hari ini dipatok Rp 517.000 per gram, naik Rp 2.000 dari hari sebelumnya.

Pergerakan harga emas Antam ke arah positif pada hari ini juga dipicu peningkatan harga emas di pasar internasional. Meski mengalami peningkatan harga, dari sisi pasokan, stok sebagian ukuran kosong pada hari ini. 


Source: Kompas.com

Solusi Krisis Zona Euro Masih Belum Tuntas

October 12, 2012

Pergerakan harga di pasar keuangan kini tidak lagi mencerminkan pengaruh dari kebijakan stimulus yang sudah dikeluarkan oleh beberapa bank sentral dunia seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Penguatan instrumen beresiko seperti komoditi, mata uang yang higher risk, dan indeks saham, tidak bertahan lama, harga-harga kembali terkoreksi.
 
Rupanya para pelaku pasar kembali fokus ke masalah krisis hutang Eropa yang berpengaruh pada pelambatan ekonomi dunia. Data-data ekonomi yang dirilis sesudah stimulus menunjukkan kerapuhan ekonomi global dimana aktivitas manufaktur masih berkontraksi dan tingkat pengangguran masih tinggi. Data-data ekonomi kini mulai lagi menjadi market mover, setiap gambaran negatif selalu menekan harga risk instrument dan sebaliknya gambaran yang positif menguatkan risk instrument.

Uni Eropa masih melakukan negosiasi-negosiasi terhadap beberapa opsi solusi. Pembahasan di Uni Eropa terasa berjalan sangat lambat. Ini dimaklumi karena Uni Eropa terdiri dari 27 negara anggota dimana 17 di antaranya merupakan pengguna mata uang tunggal euro. Dan krisis terjadi di negara-negara pengguna euro.
Beberapa solusi yang menjadi pembicaraan hangat di Eropa antara lain:
  1. Keputusan ECB untuk membeli obligasi pemerintah negara-negara bermasalah dengan tenor 1-3 tahun dan tanpa batas di pasar sekunder.
  2. Aktivasi lembaga bailout permanen European Stability Mechanism (ESM) tanggal 8 Oktober.
  3. Keputusan pemberian tahapan dana talangan kedua untuk Yunani pada akhir Oktober.
  4. Isu pengajuan permintaan bailout Spanyol ke Uni Eropa.
  5. Wacana penyatuan fiskal negara-negara Uni Eropa.
  6. Wacana penyatuan supervisi perbankan Eropa di tangan ECB.
Keputusan ECB (Bank Sentral Eropa) untuk membeli obligasi pemerintah negara-negara yang bermasalah sebenarnya memberikan angin segar ke pasar. Dengan amunisi yang bisa dibilang tanpa batas dari Uni Eropa, memberikan keyakinan di pasar bahwa persoalan hutang dapat teratasi. Namun ECB tidak akan serta merta membeli obligasi tersebut. Ada syarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara yaitu di antaranya mengajukan permintaan bailout ke Uni Eropa.
Spanyol kini menjadi fokus pasar terkait keputusan ECB ini. Para kreditur Spanyol tentunya mengharapkan Spanyol mengajukan bailout sehingga surat hutang yang dikeluarkannya ada yang menalangi alias tidak default. Tapi pemerintah Spanyol yang dipimpin oleh PM Mariano Rajoy merasa tidak perlu karena yield atau tingkat imbal hasil obligasinya masih di bawah 7% dan masih sanggup membiayai hutang dengan yield yang demikian. Pertanyaan-pertanyaan muncul di pasar yang menyangsikan kekuatan pemerintah Spanyol untuk mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di negara itu tanpa campur tangan ECB ataupun Uni Eropa. Pasar masih menantikan kabar dari Spanyol mengenai isu permintaan bailout ini.

Yunani masih disibukkan dengan evaluasi proposal penghematan anggaran yang menjadi syarat untuk mendapatkan dana bailout tahap kedua dari Troika (tiga pengawas: ECB, Uni Eropa dan IMF). Troika akan mengumumkan hasil evaluasinya sekitar akhir Oktober. Kalau Yunani tidak lolos evaluasi, hal ini akan kembali memberikan sentimen negatif ke pasar. Dalam internal Yunani sendiri, masih belum ada kesepakatan mengenai pos-pos mana saja yang harus dipangkas. Oposisi masih menolak beberapa usulan dari pihak penguasa. Perjalanan Yunani untuk mendapatkan tanda setuju dari Troika juga akan menjadi market mover ke depannya.

Dua wacana yang masih dalam tahap pembicaraan yaitu penyatuan fiskal dan penyatuan supervisi perbankan Eropa. Tujuan dari penyatuan fiskal ini adalah untuk memastikan bahwa negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa disiplin dalam menjalankan anggarannya sehingga dapat menghindari potensi pemakaian hutang yang berlebihan yang berpotensi membangkrutkan negara. Uni Eropa akan memberikan batasan defisit anggaran yang harus dijalankan dan bila ada negara yang melanggar, akan ada sanksi denda sebesar 0,1% dari GDP negara yang bersangkutan.

Sudah ada 25 negara yang setuju dengan program penyatuan fiskal ini. Hanya Inggris dan Republik Ceko yang menolak. Dan telah menjadwalkan tanggal 1 Januari 2013 sebagai tenggat waktu program ini sudah diratifikasi oleh masing-masing parlemen. Minimum 12 negara pengguna euro harus sudah meratifikasi dan saat ini sudah 9 negara yang meratifikasinya.

Sementara untuk wacana penyatuan supervisi perbankan masih menjadi perdebatan hangat seperti siapa yang akan mensupervisi, kapan dan berapa banyak bank yang harus dalam satu supervisi. ECB menjadi kandidat utama, tapi banyak kalangan menilai ini akan menambah beban ECB dan akan menjadi tidak efektif, sementara yang pro melihat bahwa ECB mempunyai kapasitas terkait dengan kesediaan dana bila diperlukan untuk membailout. Untuk wacana yang satu ini masih belum jelas kapan tenggat waktunya.

Kembalinya perhatian para pelaku pasar terhadap krisis Eropa memberikan gambaran betapa krisis Eropa menjadi momok bagi pertumbuhan ekonomi dunia. AS terhambat pemulihannya, China mengalami pelambatan dan akhirnya dunia terkena imbas negatif. Eropa akan menjadi topik utama hingga akhir tahun ini di samping isu Fiscal Cliff dari Amerika Serikat.


Source: Monex News

BI Menahan Suku Bunga

Bank Indonesia disinyalir akan menahan suku bunga tetap di kisaran 5.75% guna mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah rendahnya inflasi dan guna mencegah volatilitas rupiah, menurut 13 ekonom yang disurvey Dow Jones. Namun Bank Indonesia mungkin akan melanjutkan langkah pengetatan untuk menurunkan pertumbuhan kredit dan membantu mempersempit defisit current account. "BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga FASBI sebesar 25 bps di Q4 menjadi  4.25% di akhir tahun 2012," menurut ekonom Standard Chartered, Alexander Sugandi. Hasil rapat bank sental akan dirilis pukul 13.00 WIB.



Source: Monex News

Euro, Rawan Terpecah Tetapi Belum Bubar

July 04, 2012

Euro diprediksi akan runtuh perlahan dalam beberapa tahun ke mendatang.
Masa depan Euro-Zone memang tengah dibahas secara intensif oleh kepala-kepala negara di Brussel sejak kemarin (28/06). Namun masih banyak pihak pesimis perundingan di ibukota Belgia itu bisa menghasilkan sesuatu yang produktif. Hampir separuh dari 22 ekonom asal Amerika yang disurvei CNNMoney meyakini satu negara segera keluar dari komunitas euro. Sebagian besar berpendapat dua hingga tiga negara yang akan angkat kaki, dan hanya 1 ekonom yang memperkirakan euro akan ditinggalkan lima sampai tujuh anggotanya.

Mereka juga melihat krisis masih jauh dari penyelesaian dan rawan meluas ke luar wilayah. Separuh ekonom sepakat krisis euro adalah ancaman terbesar bagi perekonomian Amerika Serikat (AS) di masa depan. Sebanyak 10 ekonom cemas jika masalah benua biru menghancurkan pasar keuangan dunia dan 5 orang lebih khawatir dengan penurunan volume ekspor akibat resesi. 7 ekonomi lainnya bahkan melihat potensi kerusakan berantai, termasuk kebangkrutan bank-bank besar.

"Pasar kredit terancam beku, seperti yang terjadi pasca kasus Lehman 2008 silam," ujar Lynn Reaser, Kepala Ekonom Universitas Point Loma Nazarene. Menurutnya, kombinasi antara kehancuran bank akan berimbas pada penurunan tingkat permintaan dari wilayah Eropa sehingga pada akhirnya memperlemah ekonomi negara berkembang.

Memang tidak ada ekonom yang memprediksi euro akan bubar sepenuhnya. Negara-negara besar dan mapan secara ekonomi tidak akan meninggalkan mata uang euro begitu saja. Pemerintah negara-negara Eropa harus menyepakati segala program restorasi kawasan untuk memulihkan kepercayaan publik. Tanpa itu, kemungkinan lebih buruk mengancam sewaktu-waktu.



Source: Monexnews

Forex Weekly Outlook –May 21-25, 2012

May 24, 2012

The US dollar had a blockbuster week, breaking ground against all currencies apart from from the other safe haven: the yen, as euro-zone issues became more severe. In addition to the ongoing troubles in the euro-zone, US housing data, Japan’s rate decision and US unemployment claims are the major events on out list this week. Here is an outlook on the main market-movers.

Greece is facing new elections in June. Even if a pro-bailout government is elected, the situation there looks bad and talks of a bank run could be a self fulfilling prophecy. The situation in Greece and in Spain has a huge impact on all the world. In the US, things remain OK, with jobless claims  unchanged at 370,000 claims, although retail sales figures disappointed with a lower than anticipated increase. Worries about the Chinese economy rise again. G-8 leaders are meeting in Camp David. Will they announce some kind of coordinated effort to boost the global economy?
  1. UK Inflation data: Tuesday, 8:30. UK CPI continues to drift further away from the BoE benchmark target of 2%, rising to 3.5% in March compared to 3.4% in February. The main causes for this rise were higher food and energy prices.  The recent increase was in line with predictions. A drop to 3.1% is expected now.
  2. US Existing Home Sales: Tuesday, 14:00. Existing home sales disappoint in March with 4.48 million units following 4.60 million in February while economists expected an increase to 4.62 million. The unsteady job market and tight credit conditions could explain the recent slowdown in the housing industry. An increase to 4.64 million is expected now
  3. Japanese rate decision: Wednesday. The BOJ board members decided to extend their asset purchase program by an additional ¥5 trillion ($61.9 billion), in line with expectations and voted to hold overnight rate at 0-0.1%. The BOJ commented that the EU debt crisis effect on international markets has subsided and believes Japanese economy will return to moderate growth once the pace of recovery in foreign economies picks up. The rate is expected to be maintained.
  4. Canadian retail sales: Wednesday, 12:30. An unexpected drop in car sales during February, led to a disappointing 0.2% drop inCanada’s retail sales following 0.2% gain in the previous month while economists expected 0.1% gain. Meantime Core sales excluding the auto sector increased 0.5% compared to a 0.8% fall in January. Nevertheless, retail sales will contribute to GDP growth. Core sales is predicted to rise 0.6%, while retail sales is anticipated to rise 0.4%.
  5. US New Home Sales: Wednesday, 14:00. Sales of new homes slowed less than predicted in March, to 328,000 from353,000 in February. But the overall figures suggest the housing market is on a modest recovery path with a lower inventory of new homes for sale. A small rise to 335K is anticipated this time.
  6. German Ifo Business Climate: Thursday, 8:00. German business sentiment improved moderately in April, reaching 109.9 after109.8 in the previous month indicating a more optimistic view on current economic situation. But the fresh ZEW figure was a disappointment. ZEW President Wolfgang Franz noted that Germany faces downside risks from its trading partners, from higher prices of  crude materials and the EU debt crisis. Business Climate is predicted to decline to 109.5.
  7. UK Revised GDP: Thursday, 8:30.The first release of British GDP showed a that the UK is in recession – a second consecutive quarterly decline. The contraction of 0.2% will likely be confirmed now, adding pressure on sterling after the dovish words of BOE Governor Mervyn King.
  8. US Durable Goods Orders: Thursday, 12:30. Durable orders softened unexpectedly in March dropping 1.1% from a 1.9% gain in the previous month. This drop was much worse than the 0.6% rise predicted by analysts. Nonetheless durable orders are notoriously volatile and cannot indicate a substantial trend. An increase of 1.2% is predicted now.
  9. US Unemployment claims: Thursday, 12:30. The number of Americans seeking unemployment benefits remained unchanged last week at 370,000, indicating a rebound in the job market. The decline suggests better hiring in May following a decline in the previous two months. A small rise to 374,000 is predicted now.
*All times are GMT.



Source: Forexcrunch

TIPS: How to Avoid Taking Profits Too Quickly and Staying with Losing Trades Too Long

May 05, 2012

Loss Expression
Does this sound familiar…
 
“Most of the time I earn a few pips and close out the trade because I want to catch it while it is still profitable. But when the trade goes against me I will hang onto it too long thinking it will come back to profitability but I get scared and close it out so I end up losing more. And then, what’s really frustrating is that the trade ends up moving in the direction of my original trade. How can I learn to ‘stick with my trade’ ?”
 
This is a great question and it is something that all traders, especially in the beginning, have a challenge with. It is also something that is gained through experience. ("What is the Number One Mistake Forex Traders Make")
 
A key thing that a trader must do is acknowledge that you will have losing trades. (Learn a strategy to help stay away from losing trades "Breakouts:How to Stay Away from Some Losing Trades") 
 
If a trade moves against you, as a trader you need to be willing to accept that loss just as you are willing to accept the winning trades. Since you are trading with risk capital, money that you can afford to lose, a trader must be OK with that loss as it will not affect their life style one tiny bit. Losses are simply a part of trading.
 
(If you are not trading with risk capital, stop trading!)
 
Once a trader accepts that concept, they will be more inclined to let a trade “play out” and not jump at the chance to lock in a tiny bit of profit or become distraught as a trade begins to move against them and close out the position. 
 
Next, be certain that you are taking only the higher probability trades, those that are in the direction of the trend, and that your entries are based on a solid technical reason such as a break of support or resistance
 
When a trader knows that they are trading a pair that is in a strong trend, they will have the courage of their conviction to be able to “stick with the trade” as it is in a strong trend. (This does not mean that sticking with a trade in the direction of the trend will insure a winning trade. It does mean, however, that you will be taking trades that have a greater potential for success.)
 
Once you have decided on the higher probability pair you will trade and know where you will place your initial stop and limit, when the trade executes…leave it alone! Promise yourself that you will only let the trade limit out or be stopped out.
 
Lastly, be sure that you are following the principles of Money Management. So when the losing trades occur, your losses will be small and manageable.
 
Practice this discipline many, many times in a Demo account until you become comfortable with it. 



Source: Dailyfx

Forex Weekly Outlook May 7-11 2012

The dollar strengthened significantly as worries from all over the globe took over. Elections in France and Greece, US Trade Balance, jobless claims and  Consumer Sentiment are the highlights of this week. Here is an outlook on the main market-movers awaiting us.

The highly anticipated Non-Farm Payrolls came out weak, only 115K jobs gained. Yet this is only part of the story: revisions added 53K and the unemployment rate fell once again. With weakness seen from so many places (Europe, the UK, Australia and New Zealand), the US dollar enjoys a still growing economy and safe haven flows. Will this continue?
  1. Greek Elections: Sunday. The mainstream, pro-bailout, pro-austerity parties are expected to weaken and lose the absolute majority, leading to negotiations for a shaky right wing government that will try to renegotiate the bailout conditions. This is the scenario with the highest probability. See the 3 scenarios for the Greek elections and the euro. In any case, the coalition negotiations will take quite some time and this will likely cause volatility.
  2. French Elections, Sunday. Socialist candidate Franรงios Hollande is expected to win incumbent Nicolas Sarkozy with a small margin. A victory for Hollande will change the current austerity policy in Europe and will hurt the euro in the short term.  A surprise victory for Sarkozy will boost the euro in the short term. See the analysis of how this affects Germany.
  3. Australia employment data: Thursday, 1:30. Australian economy added an impressive 44,000 jobs in March compared to a contraction of 15,400 positions in the previous month. Analysts estimated a rise of 6,000 jobs. The rise can be explained by the recovery in the US market. Meantime, unemployment rate remained 5.2% below the 5.3% predicted by economists. All in all, a positive reading in the Australian job market. Australian job market is expected to contract by 4,200 jobs and unemployment rate is predicted to increase to 5.3%.
  4. UK rate decision: Thursday, 11:00. The BOE Monetary Policy Committee chose to maintain interest rate at 0.50% without providing any new monetary stimulus as anticipated. The decision came after better than expected economic readings for the first quarter. Official bank rate is expected to remain 0.50%.
  5. US Trade Balance: Thursday, 12:30. The U.S. trade deficit narrowed in February reaching $46 billion US compared to $52.5 billion in January amid a sharp drop in imports while exports surged to $181.2 billion. Despite the positive tone of narrowing trade balance deficit, the sharp drop in imports can suggest slower growth in the US economy. U.S. trade deficit  is expected to widen to $49.8 billion.
  6. US Unemployment Claims: Thursday, 12:30. An unexpected decline in the number of Americans filing applications for unemployment benefits occurred last week, with 365,000 claims compared to 392,000 in the previous week. This encouraging figure may help reduce concerns over the recent slowdown in the job market. Jobless claims is expected to increase reaching  372,000.
  7. US Federal Budget Balance: Thursday, 18:00. The U.S. federal budget balance decreased its deficit to -198.2 billion from -232.0 billion in February. This reading is better than the -202.5 billion anticipated by analysts. U.S. federal budget balance  is expected to turn to a 30.0 billion surplus.
  8. Canadian employment data: Friday, 12:30. Canada’s economy surprised with a strong job growth of 82,300 jobs in March, the A three year record, decreasing unemployment rate to 7.2% for the first time since September 2011. The impressive job gain occurred amid strong private-sector hiring of full-time positions. These surprisingly good readings are way above the 10,500 job gain anticipated by analysts which will lead to further gains in numerous economic sectors. Another increase of 12,900 is expected while unemployment claims is anticipated to reach 7.3%.
  9. US PPI : Friday, 12:30. The producer price index for finished goods remained unchanged in March after 0.4% gain in February. This reading was below the 0.3% rise predicted by analysts. However Core PPI increased by 0.3% following 0.2% gain in February. Producer price is predicted to remain unchanged this time.
  10. US UoM Consumer Sentiment: Friday, 13:55. The preliminary results of the University of Michigan consumer sentiment dropped to75.7 in April after reaching76.2 in March. The reading was below the 76.4 figure initially predicted. The final reading was upwardly revised to 76.4. A small increase to 76.5 is expected now.
*All times are GMT.



Source: Forexcrunch

ASEAN dan ADB Siapkan Pembiayaan Infrastruktur

Negara anggota ASEAN dan Bank Pembanguan Asia (ADB) sepakat untuk membiyaai pembangunan infrastruktur dalam rencana ASEAN Infrastructure Fund (AIF) sebesar $4 miliar atau Rp36 triliun hingga 2010.

ASEAN
Pembiayaan yang disepakati oelh Komite AIF pada pertemuan ke 45 ADB di Manila Filipina kemarin ini akan digunakan untuk membangun jalan, jalur kereta api, pembangkit listrik, air bersih, dan kebutuhan infratruktur lain diseluruh negara anggota ASEAN.

Disampaikan oleh Direktur Jenderal Pelaksana Rajat Nag bahwa momen ini sangan menentukan bagi ASEAN untuk bekerja sama untuk mendongkrak lebih banyak perdagangan, pertumbuhan ekonomi,dan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

Dalam kesepakatan ini AIF juga telah menyetujui pendanaan enam proyek pertahunnya dalam bentuk pinjaman dengan besar yang tidak melebihi $75 juta.

Proyek ini harus memberikan manfaat bagi masyarakat banyak seperti pengurangan kemiskinan, meningkatkan perdagangan ataupun mendoroing investasi.

AIF adalah anggaran khusus untuk infrastruktur yang dibiayai oleh negara ASEAN dan ADB. Awalnya dana yang disepakati lebih dulu sebesar $485 juta dimana ADB mengkontribusikan $150 juta dan sisanya dari negara ASEAN.

Penyumbang terbesar AIF adalah Malaysia sebesar $150 juta diikuti oleh Indonesia sebesar $129 juta. Modal awal ini ditargetkan akan terus naik hingga melampaui $4 juta pada 2020.

Sumber pendaan AIF juga akan berasal dari penerbitan obligasi dengan memanfaatkan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh negara ASEAN. Saat ini cadangan valas tercatat mencapai $700 miliar.

Untuk kebutuhan pendanaan diperkirakan akan mencapai $600 miliar per tahunnya. AIF juga membentuk komite khusus yang nantinya bertugas untuk memilih proyek infrastruktur yang telah diajukan oleh negara ASEAN untuk kemudian dibiayai oleh AIF.

Markas terbesar komite AIF berada di Malaysia sebagai negara penyumbang terbesar. Setelah komite ini aktif, maka negara ASEAN termasuk Indonesia akan segera mengajukan proyek infrastruktur yang akan didanai.

Selain proyek pemerintah negara ASEAN AIF juga dapat dimanfaatkan untuk membiayai proyek yang dijalankan dengan kerja sama pemerintah swasta atau private public partnership.



Source: Financeroll

Minyak ke Level Terendah Sejak Februari

May 04, 2012

Minyak jatuh di bawah $100 per barel untuk pertama kalinya sejak Februari setelah pengusaha AS menambahkan pekerjaan lebih sedikit dari perkiraan, memperkuat kekhawatiran bahwa ekonomi negara pengguna minyak terbesar di dunia tersebut kemungkinan akan kehilangan momentum.
 
Minyak berjangka turun sebanyak 3,2 persen setelah Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan angka payroll naik 115.000, kenaikan terkecil dalam enam bulan terakhir. Perkiraan median dari 85 ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan kenaikan 160.000. sementara itu, pemilu di Perancis, Yunani, Italia dan Jerman akhir pekan ini dapat menentukan bagaimana pemerintah daerah merespon krisis keuangan Eropa.

Minyak mentah kontrak pengiriman Juni turun $3,09, atau 3 persen, ke $99,45 per barel pada pukul 10:27 pagi di New York Mercantile Exchange. Kontrak menyentuh $99,28, level terendah sejak 13 Februari. Harga minyak catat penurunan 5,2 persen pekan ini.

Minyak Brent kontrak pengiriman Juni turun $2,84 atau 2,4 persen menjadi $113,24 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Kontrak tersebut sempat mencapai level $113,16, terendah sejak 3 Februari. Premi kontrak patokan Eropa tersebut terhadap minyak berjangka New York melebar menjadi $13,79 dari $13,54 pada sesi kemarin.



Source: Financeroll

Minyak Tembus Dibawah $100 Per Barrel

Minyak mentah WTI AS anjlok lebih dari dua digit untuk kali pertama dalam 3 bulan terakhir, menyentuh level $99.65 per barrel sejauh ini, atau anjlok -2.80%.

Kejatuhan dipicu sejak hari Kamis kemarin ketika OPEC memberikan sinyal untuk menambah output produksi agar dapat menurunkan harga minyak, selanjutnya penurunan minyak tidak tertahankan lagi setelah data nonfarm payrolls menunjukkan kejutan menurun dibawah estimasi dan hal ini memicu ketakutan lemahnya permintaan, padahal persedian minyak mentah AS masih di level tertinggi nya dalam beberapa tahun terakhir.

Secara teknikal, bias intraday masih bearish setidaknya mengincar area 99.23, anjlok lagi dibawah area tersebut seharusnya dapat memicu momentum bearish minyak lebih lanjut menuju area 98.40 & 97.80. Di sisi atasnya, masih diperlukan penembusan konsisten diatas area 100.85 untuk meredakan tekanan bearish minyak.



Source: Monexnews

Dollar Melorot Paska Data Nonfarm Payrolls

Dollar pangkas penguatan setelah melalui periode yang fluktuatif di bursa paska rilis data tenaga dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan bahwa perekonomian hanya mendapatkan pertambahan tenaga kerja yang lebih kecil dibanding ekspektasi dan menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan mulai melambat dari laju sebelumnya.

Sisi positifnya, kenaikan tenaga kerja di bulan Maret dan February telah direvisi naik dan cukup mengimbangi penurunan yang terjadi di bulan April.

Upah tenaga kerja AS dilaporkan hanya naik 115,000 selama bulan April, sedangkan tingkat pengangguran turun tipis ke 8.1% dari 8.2%.

Pasar tenaga kerja sering dijadikan indikator kunci dalam outlook perekonomian oleh Federal Reserve dan selanjutnya untuk menentukan apakah masih diperlukan langkah pelonggaran moneter seperti program QE yang pada akhirnya berimbas pada pelemahan Dollar AS.

Oleh sebab itulah data yang buruk membuka peluang kebijakan pelonggaran moneter The Fed, dan menyebabkan Dollar anjlok lagi ke teritori negatif sejauh ini.



Source: Monexnews

Wall Street Terpukul Data Tenaga Kerja AS

Bursa saham AS berjangka anjlok tajam tidak lama setelah laporan tenaga kerja AS hanya menunjukkan kenaikan tenaga kerja lebih kecil dibanding perkiraan, dan mengurangi prospek laju pertumbuhan ekonomi AS.

Indeks DJIA jatuh -92 poin sejauh ini, sementara S&P500 merosot ke level 1374.50 dimana pelemahan bursa dimotori oleh kejatuhan saham-saham teknologi dan keuangan. Bank of America terpantau jatuh -1.1% sedangkan Cisco Systems anjlok -1.70%.

Data tenaga kerja AS yang dirilis menunjukkan bahwa trend pasar tenaga kerja AS tidak stabil, meskipun perekonomian belum terindikasi jatuh tajam, namun trend ini menunjukkan kondisi yang tidak menyehatkan.



Source: Monexnews

Payroll AS Meningkat, Laju Pengangguran Turun

Pertumbuhan ketenaga kerjaan AS kembali melambat pada bulan April, sebuah sinyalemen baru bahwa ekonomi kemungkinan bertahan menjadi musim semi yang lamban.

Nonfarm payroll meningkat sebesar 115.000 di bulan lalu, Departemen Tenaga Kerja Jumat mengatakan. Tingkat pengangguran terus berkurang sepersepuluh persen poin menjadi 8,1 persen. Ekonom dalam survei Dow Jones Newswires memperkirakan kenaikan sebesar 168.000 pada payroll dan tingkat pengangguran tetap di 8,2 persen pada bulan April.

Pada catatan positif, payroll di Maret tumbuh sebesar 154.000 yang direvisi naik dari 120.000 pada laporan di bulan sebelumnya, dan payroll di Februari membukukan kenaikan sebesar 259.000 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 240.000.

Tingkat pengangguran telah menurun tajam sejak Agustus, ketika berada di 9,1 persen, meskipun beberapa dari penurunan dikarenakan banyak orang yang meninggalkan pekerjaan. Pejabat Federal Reserve memperkirakan hanya tumbuh bertahap hingga sisa tahun ini. Minggu lalu Fed memperkirakan bahwa tingkat pengangguran akan jatuh ke laju antara 7,8 persen dan 8,0 persen pada akhir tahun ini.

Laporan hari Jumat menunjukkan bahwa perusahaan swasta kembali memicu pertumbuhan, menambah 130.000 pekerjaan pada bulan April. Pemerintah, sementara itu, memangkas payroll sebesar 15.000.

Pertumbuhan pekerjaan berasal dari berbagai sektor. Bisnis profesional dan jasa, yang meliputi tenaga bantu sementara, teknik dan desain perangkat lunak, menambahkan 62.000 pekerjaan. Sektor ritel rebound, sementara kesehatan dan manufaktur terus meningkat. Manufaktur menambahkan 16.000 pekerjaan.

Upah beringsut meningkat. Penghasilan rata-rata per jam naik 1 persen menjadi $23,38. Upah naik 1,8 persen pada basis tahunan. Rata-rata pekan kerja tidak berubah di 34,5 jam.

Sebuah indeks pengangguran yang lebih luas – yang meliputi pencari kerja serta mereka yang terjebak di pekerjaan paruh waktu – tidak berubah sebesar 14,5 persen.




Source: Financeroll, Bloomberg

Bursa Hong Kong Ditutup di Minggu Terbaiknya

Bursa Hong Kong berada minggu terbaiknya dalam hampir tiga bulan terakhir hari ini. penurunan hari ini didorong oleh kelemahan sektor developer Cina setelah perusahaan properti terbesar Cina mengalami penurunan penjualan bulannannya.

Hang Seng ditutup turun 0,77 persen hari ini, meskipun demikian, Hang Seng naik 1,66 persen minggu ini ke kisaran 21.086. China Enterprises di Hong Kong ditutup turun 0,95 persen hari ini dan turun 0,21 minggu ini ke kisaran 10.882,18.

Shanghai Composite Index ditutup naik 0,49 persen ke kisaran 2.452,01, penutupan tertingginya sejak 13 Maret lalu.

China Resources Land Ltd dan China Overseas Land & Investment Ltd turun 3,6 persen dan 2 persen. China Vanke Co Ltd melaporkan penurunan penjualannya sebesar 6 persen menjadi 7,4 milyar yuan pada bulan April lalu dari tahun sebelumnya. Penurunan tersebut sekaligus mengakhiri kenaikannya selama dua bulan terakhir.



Source: Financeroll

Draghi: Perekonomian Masih Beresiko Menurun

Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi pada Kamis (03/05) menyatakan bahwa perekonomian masih terlihat mengandung resiko menurun, hal ini berkenaan dengan kondisi yang terjadi di beberapa pasar obligasi yang ada.
 
Draghi menyatakan pula bahwa ECB akan memperhatikan sinyal-sinyal dimana kenaikan harga energi (minyak) mencapai ke ambang batas dimana Bank Sentral melihat resiko inflasi jangka menengah masih seimbang.

Mengenai Kredit, Draghi memberikan pernyataan bahwa permintaan akan kredit masih lemah dan oleh karena itu perlu waktu lebih lama lagi bagi ECB untuk mengeluarkan kebijakan likuiditas secara menyeluruh. Draghi menegaskan bahwa operasional pembiayaan dalam jangka panjang akan memiliki dampak yang sangat positif dalam penyeluran kredit saat permintaan juga telah kembali.

ECB sendiri memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat 1% dihari Selasa kemarin.



Source: Financeroll

BPS: Ada Kenaikan 6 Komoditas, Inflasi April 0,21%

May 03, 2012

inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada April 2012 terjadi inflasi 0,21%.Ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Maret 2012 sebesar 0,07%.

"Ada yang mendorong inflasi ada 6 komoditas, bawang putih karena kurang pasokan dan kenaikan harga di 55 kota, Sumenep 50%, cabai rawit terjadi di 39 kota, kenaikan di Manado mencapai 79%. Juga gula pasir karena kekurangan pasokan terjadi di 56 kota dimulai minggu pertama April, terjadi di Tegal sebesar 10%," ujar Kepala BPS, Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jalan DR Sutomo, Jakarta, Senin (1/5/2012).

Selain itu Suryamin menjelaskan yang menyebabkan inflasi adalah rokok kretek filter karena cukai rokok terjadi kenaikan di 35 kota, di Medan 7%, Pontianak 5%. Selain itu bawang merah juga menyumbang inflasi karena kurang pasokan terjadi di 58 kota, kenaikan tertinggi terjadi di Bima sebesar 43% dan Gorontalo 41%.

Inflasi tertinggi disumbang dari makanan, minuman, rokok tembakau sebesar 0,62%. Sedangkan sandang menyumbang deflasi 0,46%. Untuk perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang inflasi 0,24%, bahan makanan 0,12%.

Besaran inflasi year on year (yoy) di April 2012 mencapai 4,5%. Sementara inflasi di Januari-April 2012 mencapai 1,09%.

Dari 66 kota, sebanyak 52 kota mengalami inflasi, dan 14 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,76%, disusul Manado sebesar 1,63%. Sementara inflasi terendah di Bengkulu 0,03%. Untuk deflasi tertinggi di Tarakan 0,51%, Kupang 0,3%.

Deflasi dipicu karena harga emas dan perhiasan menurun. Emas dan perhiasan terjadi penurunan di 58 kota antara lain Sorong turun 4%, Cilegon 2%. 

"Beras masih deflasi karena suplai banyak, panen berlangsung, terjadi di 45 kota ada di Tasikmalaya, Kediri, Bima, turun 5%, sementara itu Padang Sidempuan, Sukabumi turun 4%," katanya.

Deflasi juga disumbang oleh telur ayam ras, karena stok cukup terjadi di 58 kota , penurunan tertinggi terjadi di Palopo 13%. Sementara itu daging ayam ras mengalami penurunan terjadi di 41 kota tertinggi di Pontianak 14% dan Probolinggo 13%.



Source: Detik Finance

Komentar Draghi Yang Tidak Terlalu Pesimis Berhasil Topang Euro

Setelah ECB pertahankan suku bunga tidak berubah di level rekor terendah 1%, Presiden ECB, Mario Draghi mengawali konferensi pers nya dengan komentar bahwa ada resiko penurunan outlook perekonomian Eropa dengan laju inflasi masih stabil diatas target bank sentral 2%, namun untuk jangka menengah kestabilan harga inflasi masih dapat diraih.

Selain itu Draghi menyebutkan meskipun Eropa terpuruk, namun ekonomi dunia melanjutkan ekspansi, dimana hal ini dapat menolong kawasan Eropa memperbaiki laju pertumbuhan dan optimis bahwa yield obligasi sovereign Eropa pada akhirnya akan menurun asalkan potensi pertumbuhan dapat didorong lagi melalui reformasi secara struktural.

Komentar Draghi yang secara keseluruhan tidak menunjukkan pesimisme / dovish sedikit membantu mata uang Euro menguat dari titik terendah intraday 1.3095 ke 1.3151 sejauh ini, bagaimanapun kenaikan masih terbatas sampai setidaknya Draghi menyelesaikan sesi tanya jawab dalam konferensi pers ECB.



Source: Monexnews

Tertinggi Di Lantai Bursa, Kapitalisasi Pasar Astra Internasional Setara Rp 286,22 Triliun

Astra International
Nilai kapitalisasi saham PT Astra International Tbk (ASII) masih menempati urutan teratas dari total 420 saham di lantai bursa.  Astra mengungguli kapitalisasi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) and PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).  Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI)  kapitalisasi pasar Astra mencapai Rp 286,219 triliun, disusul BCA Rp 193,542 triliun, dan Telkom mencapai Rp 171,360 triliun. 



Kapitalisasi ketiga emiten tersebut  mengungguli PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 170,333 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar Rp 165,283 triliun, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebesar Rp 147,259 triliun dan anak usaha Astra di bidang pertambangan PT United Tractor di urutan tujuh besar yakni Rp 110,972 triliun.

Menurut  kinerja kuartal I-2012, laba Astra International dan anak usahanya juga tercatat paling besar mencapai Rp 4,6 triliun naik 8 persen dari kuartal I-2011 sebesar Rp 4,3 triliun. Sementara BCA yang secara kapitalisasi mencapai urutan kedua ternyata tidak sejalan dengan kinerja laba bersih yang tercatat sebesar Rp 2,3 triliun tumbuh sebesar 14,3 persen dibandingkan Rp 2,0 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pencapaian ini menjadikan bank miliki keluarga Hartono ini menempati urutan kelima di atas United Tractors dengan laba bersih Rp 1,5 triliun, naik 18 persen dari sebelumnya, dan Unilever Rp 987,6 miliar meningkat tipis 1,5 persen dari sebelumya.

Di urutan kedua emiten bluechips adalah BRI yang hingga Maret 2012 membukukan pertumbuhan laba bersih 29,32 persen menjadi Rp 4,22 triliun dibanding Maret 2011 sebesar Rp 3,26 triliun. Di urutan ketiga ada Bank Mandiri dengan laba Rp 3,4 triliun, atau turun 10 persen dari Rp 3,87 triliun, dan Telkom Rp 3,322 triliun atau naik 19,2 persen dari sebelumnya.

Hingga akhir tahun ini kinerja emiten di bursa bisa tumbuh 20-30 persen. Dalam skenario pesimistis, kinerja emiten tetap tumbuh 20 persen. Sejumlah sentimen negatif dari dalam negeri yang perlu diwaspadai adalah rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan kenaikan uang muka kendaraan dan perumahan.



Source: Financeroll

Tingkatkan Gairah Bursa, BEI Gelar Investor Day

PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Investor Day untuk memberikan kesempatan kepada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)  berbagi informasi kinerja serta ekspansinya kepada investor.

Pihak Bursa memberi kesempatan kepada investor untuk mengenal lebih dalam beberapa emiten yang sahamnya tercatat di bursa saham dalam negeri.  Acara tersebut  untuk memfasilitasi agar dapat bertemu langsung dengan manajemen emiten, ajang itu dapat dijadikan diskusi langsung dan melihat prospek ke depan serta mengetahui rencana kerja emiten.

Acara “Investor Day 2012″  tersebut diikuti sebanyak 16 emiten dan dilaksanakan selama dua hari pada 2 Mei hingga 3 Mei 2012.  Emiten yang ikut serta dalam ajang temu antara emiten dengan investor itu antara lain PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Krakatau Steel Tbk KRAS, dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR).

Selain itu, acara juga diikuti oleh PT Agung Podomoro Tbk (APLN), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Lautan Luas Tbk (LTLS), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Kegiatan  yang diadakan pihak otoritas pasar modal itu karena dapat memberikan informasi yang memadai bagi pelaku pasar. Investor dapat tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. Dengan begitu, likuiditas di pasar modal berpotensi meningkat. Selain itu, melalui acara itu juga diharapkan dapat meningkatkan minat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.



Source: Financeroll, Bursa Efek Indonesia (BEI)

Inflasi April Belum Direspon Positif, Rupiah Melemah

Mata uang Rupiah pada Rabu (2/5) bergerak melemah 10 poin seiring masih minimnya sentimen positif di dalam negeri.  Nilai tukar mata uang rupiah yang di transaksi antar bank di Jakarta hari ini bergerak melemah 10 poin menjadi Rp 9.190 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.180 per dolar AS.

Inflasi April yang sebesar 0,21 persen belum respon positif pelaku pasar uang di dalam negeri.  Penanganan krisis di Eropa yang belum meredakan kekhawatiran pelaku pasar keuangan global masih menjadi sorotan pelaku pasar. Kondisi itu membuat aset-aset berisiko belum diminati investor sehingga mempunyai kecenderungan melemah.

Otoritas Bank Indonesia (BI) masih mengintervensi pergerakkan rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar AS agar terjaga fluktuasinya.  Meski rupiah mempunyai tren pelemahan sejaka Maret lalu, namun fluktuasinya masih terkendali, kondisi itu dinilai lebih baik. Diprediksi hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp 9.180 – Rp 9.200 per dolar AS.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global,  mata uang yang diminati investor adalah  nilai tukar Yen, dibanding dolar AS.  Kondisi AS yang ekonominya mengalami perlambatan membuat dolar AS juga kurang diminati.
Rupiah relatif akan terjaga pada hari ini di kisaran Rp 9.180 hingga Rp 9.190 per dolar AS.  Sentimen perdagangan hari ini diperkirakan positif terkait dengan data manufaktur di AS dan Cina yang naik, kondisi itu membuat rupiah masih terjaga.



Source: Financeroll

Jumlah Pengangguran Euro-zone Segera Tembus 11%

May 02, 2012

pengangguranUntuk kali pertama sejak mata uang euro diperkenalkan, rasio pengangguran di wilayah tersebut menembus rekor tertinggi.

Data pengangguran disesuaikan euro-zone memperlihatkan bahwa jumlah warga tanpa pekerjaan sudah mencapai 10,9% di bulan Maret. Rasio tersebut 0,1% lebih tinggi dibanding catatan bulan sebelumnya yang sebesar 10,8%. Kantor pusat statistik, Eurostat, melaporkan angka pengangguran di 17 negara pengguna valuta euro naik 169.000 menjadi total 17,365 juta orang.

Jumlah dan total kenaikan di bulan Maret adalah yang tertinggi sejak mata uang tunggal pertama kali diluncurkan 1999 lalu. Beberapa analis memprediksi rasio pengangguran segera menembus 11% dalam beberapa bulan mendatang dengan potensi lebih berbahaya ke 11,5%. Alasan di balik asumsi tersebut tidak lain adalah perlambatan ekonomi di berbagai negara akibat krisis hutang. Di tengan program pemangkasan anggaran, sektor industri dan bisnis belum akan pulih tahun ini sehingga daya serap tenaga kerja justru rentan memburuk.



Source: Monexnews

Pembayaran Gaji Jepang Naik 1,3%

honda japan
Total pendapatan bulanan kas per karyawan di Jepang tercatat menguat untuk kedua kalinya berturut-turut Maret lalu, lebih tinggi 1,3% dari ¥278,333 setelah Febuari lalu naik 0,1%, seperti ditunjukkan pada data awal dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahterahan hari ini.

Gaji pokok yang dilaporkan untuk year on year pertama naik hampir dalam empat tahun terakhir (47 bulan) sementara pembayaran lembur menandakan kenaikan year on year keenam berturut-turut. Bonus dan pembayaran ekstra lainnya yang dilaporkan naik dalam tiga bulan terakhir.

Namun kenaikan gaji ini mungkin tidak menggambarkan secara sepenuhnya pelemahan bursa kerja dalam dalam realitas.

Kenaikkan tajam Maret lalu adalah rebound dari pelemahan yang terjadi sebelumnya karena bencana gempa Maret lalu, dan angka pada bulan Febuari terdorong oleh dua hari kerja karena tahun kabisat, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Maret tahun lalu, operasi pabrik terpangkas oleh matinya hubungan listrik yang dihasilkan oleh Tokyo Electric Power Co. untuk kota-kota disekitar Tokyo dan sekitarnya sementara gempa dan tsunami merusak jaringan persediaan, memaksa para produsen mobil untuk menghentikan produksi.

Pada data terakhir, rata-rata gaji pokok, indikator utama untuk pemulihan pendapatan karyawan, naik 0,7% pada tahun buku yang berakhir pada Maret (dari -0,9% pada Mart 011) setelah Febuari sebelumnya tidak berubah dan -0,3% pada Januari.

Pembayaran lembur mencatat penguatan keenamnya, 4,4% lebih tinggi pada tahun buku yang berakhir pada Maret (dari +1,6% pada Maret 2011) dan +3,% ada Febuari, mempertahankan tren penguatan dan memimpin pemulihan secara bertahap pada hal gaji.

Bonus dan pembayaran ekstra lain naik 7,8% pada Maret (dari -9,2% pada Maret 2011), mencatat penguatan pertama year on year pada tiga bulan terakhir, setelah -17,0% pada Febuari.

Jam kerja lembur pada sektor manufaktur naik 10,3% pada Maret, mencatat penguatan kesepuluh bulannya setelah -0,3% pada Febuari.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jam kerja lembur pada sektor manufaktur naik 0,4% dengan basis penyesuaian musiman, menunjukkan penguatan month on month keempat setelah +5,3% pada Febuari.

Total jam kerja lembur dari semua sektor industri naik 3,3% paa tahun buku yang berakhir pada Maret, menunjukkan penguatan bulanan ketujuh berturut-turut setelah -0,6% pada Febuari.

Total jam kerja naik 1,5% year on year pada Maret, mencatat peningkatan bulanan kedua, namun fase peningkatan melemah dari -3,3% pada Febuari.

Jam kerja pekerja biasa naik 0,6% year on year pada Maret, naik untuk bulan ke-73 berturut-turut, setelah naik pada fase yang sama Febuari lalu.

Karyawan biasa adalah pekerja dengan pembayaran gaji tetap dan mereka dengan status paruh waktu.



Source: Financeroll

Latest News

Advertise

SHARIA STORE
 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.