Minyak kembali naik kelevel tertingginya
dalam lebih dari 7 bulan terakhir dengan membaiknya manufaktur AS dan
Asia Desember lalu dan bertahannya kekhawatiran terhadap sanksi lebih
lanjut terhadap Iran yang berpotensi menghambat pengiriman.
Minyak berjangka naik 4,2% setelah indeks pabrik Institute for Supply
Management AS naik lebih dari perkiraan sebelumnya, menguat seiring
kenaikan manfaktur di Cina dan India. Pejabat militer Iran memperingati
AS terhadap pengiriman pasukan udara di Teluk Persia, yang disampaikan
oleh juru bicara Departemen Dalam Negeri AS sebagai bagian dari
pengiriman biasa yang telah dijadwalkan sebelumnya dan tidak mencari
konfrontasi.
Iran tidak berniat untuk mengganggu pengiriman di jalur Terusan
Hormuz, seperti disampaikan oleh Komandan Laksamana Mahmoud Mousavi
kemarin, berdasarkan Press TV.
Minyak mentah untuk pengiriman Febuari naik $4,13 kelevel $102,96 per
barel di NYME, tertinggi sejak 10 Mei. Kontrak Brent Febuari naik $4,75
atau 4,4% ke $112,13 per barel di London. Kontrak acuan premium Eropa
berbanding West Texas Intermediate melebar menjadi $9,17.
PMI Cina naik ke 50,3 di Desember dari 49 November lalu, seperti
disampaikan oleh federasi logistik berbasis di Beijing 1 Januari lalu.
PMI India naik paling tinggi dalam 6 bulan terakhir Desember lalu,
seperti disampaikan oleh HSBC Holdings PLc dan Markit Economics.
Data manufaktur juga menunjukkan penguatan. S&P 500 dan Dow Jones naik 1,5%. Sementara itu tingkat pengangguran
Jerman turun melampaui perkiraan Desember lalu, meningkatkan optimisme
bahwa perekonomian Eropa akan tumbuh. Jumlah pengangguran dengan
penyesuaian musiman turun 22.000 ke 2,89 juta, berdasarkan data Federal
Labor Agency yang berbasis di Nuremberg.
Sumber: Financeroll
0 comments:
Post a Comment