Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Kemendag RI: Pertumbuhan Indonesia akan sebesar 6.5%

January 04, 2012

Dalam laporan akhir tahunnya, Kementrian Perdagangan RI menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2012 akan sebesar 6.5%.

Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan menyatakan bahwa “Pada tahun 2012 volume perdagangan barang dan jasa dunia diperkirakan hanya tumbuh 5,8%, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan volume perdagangan tahun 2011 sebesar 7,5%. Impor negara-negara maju diperkirakan hanya akan tumbuh 4% dan ekspornya tumbuh 5,2%. Sedangkan volume perdagangan negara-negara emerging and developing economies diperkirakan masih tumbuh lebih tinggi dari negara-negara maju, dimana impor diproyeksikan tumbuh 8,1% dan ekspor 7,8%,” ujar Mendag.

Sementara Indonesia, menurut Gita Wirjawan meskipun pertumbuhan ekonominya masih akan terus membaik, namun angin badai ekonomi global mulai berhembus ke wilayah Indonesia. Penurunan permintaan global mulai terlihat dari tanda-tanda perlambatan kinerja sektor eksternal terutama di bulan-bulan terakhir tahun 2011. Pada tahun 2011 Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%.

Dalam laporan tersebut, disiratkan bahwa kinerja Kementerian Perdagangan tahun 2011 telah mencapai sasaran pembangunan sebagaimana tercantum pada RENSTRA Kementerian Perdagangan 2010-2014. Dalam meningkatkan akses pasar, Indonesia juga telah menjadi salah satu negara dengan nilai ekspor melampaui US$ 200 miliar dan sekaligus sebagai negara yang mampu menggandakan ekspornya dalam kurun waktu lima tahun. Negara tujuan utama ekspor Indonesia (5 negara terbesar) untuk tahun 2011 adalah RRT, Jepang, AS, Singapura dan Malaysia.

Sementara, menurut Mendag Gita Wirjawan, target peningkatan perlindungan konsumen pada periode 2010-2014 adalah pada pembentukan 5 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) setiap tahun, pada tahun 2011 akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk menjadi 65 BPSK. “Kementerian Perdagangan telah melaksanakan pengawasan berkala di beberapa daerah untuk produk yang telah diterapkan SNI Wajib antara lain Lampu Swaballast, Regulator, Tabung Baja, Baja Tulangan Beton, Baja Lapis Seng, Kotak Kontak, Tusuk Kontak, Kipas Angin, Kompor Gas Satu Tungku dan Selang Karet,” lanjutnya.

Dengan adanya perlambatan permintaan di pasar global, Indonesia akan berupaya keras menyeimbangkan sumber pertumbuhan ekonomi dengan fokus pada sumber-sumber pertumbuhan domestik. Pemerintah akan menempatkan prioritas pada pasar domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, tambah Gita Wirjawan.



Dari: Berbagai Sumber
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.