Dalam laporan akhir tahunnya, Kementrian Perdagangan RI menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2012 akan sebesar 6.5%.
Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan menyatakan bahwa “Pada tahun 2012 volume perdagangan barang dan jasa dunia diperkirakan hanya tumbuh 5,8%, pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan volume perdagangan tahun 2011 sebesar 7,5%. Impor negara-negara maju diperkirakan hanya akan tumbuh 4% dan ekspornya tumbuh 5,2%. Sedangkan volume perdagangan negara-negara emerging and developing economies diperkirakan masih tumbuh lebih tinggi dari negara-negara maju, dimana impor diproyeksikan tumbuh 8,1% dan ekspor 7,8%,” ujar Mendag.
Sementara Indonesia, menurut Gita Wirjawan meskipun pertumbuhan
ekonominya masih akan terus membaik, namun angin badai ekonomi global
mulai berhembus ke wilayah Indonesia. Penurunan permintaan global mulai
terlihat dari tanda-tanda perlambatan kinerja sektor eksternal terutama
di bulan-bulan terakhir tahun 2011. Pada tahun 2011 Ekonomi Indonesia
diperkirakan tumbuh sekitar 6,5%.
Dalam laporan tersebut, disiratkan bahwa kinerja Kementerian
Perdagangan tahun 2011 telah mencapai sasaran pembangunan sebagaimana
tercantum pada RENSTRA Kementerian Perdagangan 2010-2014. Dalam
meningkatkan akses pasar, Indonesia juga telah menjadi salah satu negara
dengan nilai ekspor melampaui US$ 200 miliar dan sekaligus sebagai
negara yang mampu menggandakan ekspornya dalam kurun waktu lima tahun.
Negara tujuan utama ekspor Indonesia (5 negara terbesar) untuk tahun
2011 adalah RRT, Jepang, AS, Singapura dan Malaysia.
Sementara, menurut Mendag Gita Wirjawan, target peningkatan
perlindungan konsumen pada periode 2010-2014 adalah pada pembentukan 5
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) setiap tahun, pada tahun
2011 akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk menjadi 65 BPSK. “Kementerian
Perdagangan telah melaksanakan pengawasan berkala di beberapa daerah
untuk produk yang telah diterapkan SNI Wajib antara lain Lampu
Swaballast, Regulator, Tabung Baja, Baja Tulangan Beton, Baja Lapis
Seng, Kotak Kontak, Tusuk Kontak, Kipas Angin, Kompor Gas Satu Tungku
dan Selang Karet,” lanjutnya.
Dengan adanya perlambatan permintaan di pasar global, Indonesia akan
berupaya keras menyeimbangkan sumber pertumbuhan ekonomi dengan fokus
pada sumber-sumber pertumbuhan domestik. Pemerintah akan menempatkan
prioritas pada pasar domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia, tambah Gita Wirjawan.
Dari: Berbagai Sumber
0 comments:
Post a Comment