Menteri Luar Negeri India Ranjan Mathai mengatakan akan terus
mengimpor minyak dari Iran dan tidak perlu mengindahkan kebijakan
Washington yang mencari dukungan terhadap sanksi AS pada sektor minyak
Iran.
Sanksi baru AS yang disahkan pada 31 Desember tersebut
berisi larangan bagi setiap lembaga keuangan untuk berurusan dengan bank
sentral Iran. Hal ini menyebabkan India kesulitan untuk membayar impor
minyak Iran. Meski begitu, AS masih memberikan keringanan bagi
perusahaan-perusahaan di negara-negara yang mengurangi hubungan dengan
Iran seperti Jepang, Korea Selatan dan Turki.
"Kami telah menerima
sanksi-sanksi yang diberlakukan oleh PBB. Sanksi lain tidak berlaku
untuk setiap negara," kata Ranjan Mathai seperti dilansir di laman
Reuters,Selasa (17/1).
Ia juga mengatakan, India tidak melihat
sanksi baru AS atas sektor minyak Iran sebagai sesuatu yang mengikat.
"Kami akan terus membeli minyak Iran,”katanya.
Menteri Perminyakan
India S. Jaipal Reddy saat kunjungannya ke Iran, Rabu (18/1)
mengatakan, India harus siap menghadapi semua kemungkinan mengenai
pasokan minyak dari Iran. "Kami optimis Iran terus bersikap positif.
Namun kita harus siap menghadapi semua kemungkinan," kata Reddy.
Selama
ini, India sudah cukup mengalami kendala untuk membayar minyak mentah
Iran sebagai akibat dari sanksi-sanksi baru AS. Sanksi sebelumnya sudah
membuat India kerepotan untuk mengimpor 350-400 ribu barrel per hari
(bph) yang dibeli dari Iran. India memenuhi sekitar tiga perempat dari
kebutuhan minyak mentahnya melalui impor dan Iran adalah pemasok
terbesar kedua setelah Arab Saudi. Iran memasok sekitar 12 miliar dolar
AS per tahun.
Sumber: Reuters
0 comments:
Post a Comment