Indikator Overbought / Oversold
Trader biasanya dianjurkan untuk trading sesuai arah major trend.
Namun terkadang kita tidak yakin apakah akan langsung melakukan open
posisi secepatnya atau menunggu terjadinya pullback ketika major trend
telah terkonfirmasi.
Contoh, ketika kita telah yakin bahwa major trend adalah turun, maka
kita bisa memilih untuk open posisi saat itu juga, atau menunggu harga
menguat sedikit sebelum melakukan open posisi.
Bila kita memilih menunggu terjadinya pullback, maka diharapkan
resiko yang terjadi juga lebih kecil. Untuk itu, trader bisa memilih
untuk menggunakan overbought / oversold indikator pada kondisi ini.
Salah satu indikator yang cocok untuk ini adalah relative strength index (RSI).
Indikator ini mengakumulasikan pergerakan chart selama rentang waktu
tertentu, dan mengkalkulasikannya kedalam suatu nilai bilangan dari 0
sampai dengan 100. Angka 20 pada RSI bisa diartikan bahwa harga berada
pada kondisi oversold, dan angka 80 adalah kondisi overbought. Namun
tidak semua trader menggunakan ukuran yang sama untuk kondisi tersebut.
Pada gambar dibawah ini kita menggunakan 3-day RSI, 50-day MA dan
200-day MA. Secara general ketika garis 50-day MA (warna kuning) berada
di bawah garis 200-day MA (abu-abu), trader bisa langsung mengambil open
posisi SELL. Namun trader bisa mempertimbangkan untuk melakukan open
posisi SELL setelah RSI menunjukkan kondisi overbought (kolom
transparan).
Indikator Profit Taking
Tipe indikator terakhir yang diperlukan oleh trader adalah indikator
yang mampu untuk menentukan kapan harus close posisi ketika berada pada
kondisi profit. Ada beberapa indikator yang tersedia, bahkan 3-day RSI
juga dapat digunakan untuk ini.
Salah satu Indikator yang paling popular untuk taking profit adalah Bollinger Bands. Indikator ini mengumpulkan data historis harga dan membentuknya menjadi suatu garis terowongan (channel).
Trader yang sedang melakukan open posisi buy dapat melakukan profit
taking ketika harga menyentuh garis channel paling atas, dan trader yang
melakukan open posisi sell dapat melakukan profit taking ketika harga
menyentuh garis channel paling bawah.
Akhir kata, bagi trader yang ingin melakukan keputusan open posisi,
kita mungkin harus sabar menunggu untuk menemukan momen yang tepat.
Dengan mempelajari dasar-dasar dari indikator forex ini, kita dapat
meminimalisir potensial resiko yang terjadi. Jangan lupa juga untuk
selalu memperhatikan money management kita sesuai kemampuan capital yang tersedia.
Bagaimana dengan indikator yang anda gunakan? Silakan berbagi..
0 comments:
Post a Comment