Minyak mentah nampak kesulitan untuk mempertahankan kenaikan yang
terjadi pada awal perdagangan hari Kamis menyusul lonjakan persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu meredam optimisme yang terbangun oleh data manufaktur global. Penguatan yang diperlihatkan Dollar
menjelang laporan ketenagakerjaan AS juga turut membebani harga minyak,
di tengah berlanjutnya ketegangan Iran dan negara barat di Selat
Hormuz.
Minyak mentah berjangka saat ini ditawarkan pada kisaran
$96.80 per barel atau sekitar 0,85% di bawah harga pembukaan hari Kamis.
Persediaan
minyak mentah AS melonjak lebih dari 4 juta barel pada minggu lalu,
yang melampaui ekspektasi 3,2 juta barel. Permintaan untuk bensin juga
mencatat penurunan hingga ke level terendah 11-tahun.
Namun data tersebut tidak sepenuhnya memupus outlook permintaan minyak mengingat aktivitas pabrik di AS, Jerman dan China,
3 negara dengan manufaktur terbesar di dunia, menunjukkan peningkatan
pada bulan lalu.
Sehingga menambah harapan bahwa ekonomi global tidak
akan terseret oleh krisis hutang zona Euro, yang pada gilirannya akan menjaga prospek permintaan minyak.
"Data PMI China mendukung bias minyak tetap bullish," kata Jonathan Barratt, kepala eksekutif Barrat’s Bulletin.
Untuk selanjutnya para investor akan mencoba mencari petunjuk dari data ketenagakerjaan AS untuk menentukan arah selanjutnya.
Sumber: Monexnews



0 comments:
Post a Comment