Hingga sesi siang di awal pekan (Senin,
16/01), Pounsterling masih nampak terjepit di zona merah kisaran
$1.5300-10 di tengah suasana kecemasan setelah berita penurunan
peringkat utang negara Zona Euro oleh Standard & Poor's (S&P).
Pihak
S&P melaporkan telah memangkas rating terhadap 9 negara dari 17
negara anggota zona euro, termasuk Perancis dan Austria yang memiliki
peringkat teratas (AAA). Imbas berita tersebut dipastikan dapat
memperburuk kesulitan pendanaan zona euro sehingga mengancam
menggagalkan kemajuan dalam menyelesaikan krisis utang.
Sterling
(GBP) melemah terhadap USD terutama lantaran mengikuti penurunan mata
uang euro/dollar, akibat kecemasan pelaku pasar atas meningkatnya krisis
hutang zona Eropa memicu peralihan menuju safe-haven - greenback.
Menurut Jane Foley, analis valas senior pada Rabobank, dengan posisi
yang sangat rapuh, situasi seperti ini sangat mudah memukul Euro untuk
merosot lebih dalam lagi. Euro/dollar untuk saat ini menjadi faktor
penggerak utama Sterling terhadap mata uang lainnya. Sementara
fundamental GBP nampaknya menjadi faktor kedua setelah Euro.
Secara
teknikal dengan mengacu pada indikator Moving Average dan Stochastic
harian Sterling yang terkondisi downtrend, mata uang Ratu Elisabeth ini
masih berpotensi melemah lebih lanjut. Pelemahan akan membawa GBP ke
level support 1.5260 hingga 1.5220. Sementara penguatan yang terbatas
setidaknya masih dapat mengangkat GBP ke resisten 1.5330, 1.5340 hingga
1.5400.
Dari: Berbagai Sumber
0 comments:
Post a Comment