Indonesia kehilangan devisa negara hingga
Rp410,4 triliun sejak 2006 hingga 2009 dari ekspor gas bumi yang dijual
terlalu murah sementara hasil penjualannya digunakan untuk mengimpor
minyak.
Menurut A. Qoyum Tjandranegara, salah satu anggota Komite Badan
Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) ekspor gas bumi sangat
merugikan negara karena selain diekspor dengan harga yang terlampau
murah, hasil penjualannya digunakan untuk membeli BBM yang harganya jauh
lebih mahal.
Kerugian 2006 lalu tercatat mencapai Rp91,9 triliun, pada 2007
tercatat Rp101,2 triliun, 2008 tercatat Rp140 triliun, dan 2009 tercatat
Rp77,3 triliun sehingga total kerugian tercatat Rp410,4 triliun.
Menurut Qoyum, Indonesia mengekspor gas seharga $3,88/MMBTU ke Cina
dan Korea Power dan mirisnya dua pabrik pupuk domestik akan ditutup
karena tidak mendapat gas bumi walau mampu membeli dengan harga
$7/MMBTU.
Indonesia juga tertinggal jauh dibanding negara lain dalam hal
pemakaian gas bumi sebagai bahan bakar transportasi. Indonesia tercatat
berada diperingkat 44 dunia. Pada 1984 tercatat Indonesia memiliki 18
SPBG namun sekarang hanya tingga 3 SPBG.
Qoyum juga menjelaskan bahwa lifting minyak bumi di Kilang Duri Riau
yang digarap Chevron dengan gas bumi merugiakan negara kurang lebih $2,1
miliar pertahun.
Sumber: Financeroll
0 comments:
Post a Comment