Benjamin Graham dikenal sebagai Father of Security Analysis,
seorang ekonom kelas dunia, legenda investor dan juga guru besar
keuangan di Universitas Columbia. Beliau telah memberikan warisan
terbaik bagi para investor terbesar sepanjang sejarah, seperti: Warren Buffet, Mario Gabelli, Michael Price, John Bogle dan John Neff.
Warren Buffett pernah belajar di bawah naungan sang dosen, Benjamin
Graham di Universitas Columbia. Buffet mencoba mendapatkan pekerjaan di
perusahaan investasi sang mentor, namun ditolak. Buffett pun terus –
menerus berusaha tanpa henti sampai akhirnya ia diterima.
Ini adalah awal mula Buffett diberikan tanggung jawab besar, dari
situ ia tidak pernah berhenti untuk menyerap, sekaligus berterima kasih
atas apa yang ia pelajari dari seorang Benjamin Graham. Menarik untuk
diketahui bahwa; salah satu investasi Newman Graham GEICO milik Graham,
merupakan awal dari akuisisi Berkshire Hathaway yang hingga saat ini
masih menjadi roda investasi besar di Grup Buffett.
Perjalanan hidup Benjamin Graham menuju puncak sukses pasti penuh
dengan lika-liku dan rintangan, layaknya investor sebagai manusia biasa.
Ia pun harus melewati langkah sulit dan berjuang keras di era krisis
ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat pada masa itu.
Biografi Benjamin Graham
Benjamin Graham terlahir di kota London tahun 1894, anak seorang importir. Keluarganya bermigrasi ke Amerika pada saat ia masih sangat muda dan membuka usaha pengimpor. Keadaannya berubah menjadi mimpi buruk ketika ayahnya meninggal dunia tidak lama setelah pindah ke Amerika pada tahun 1907 selama krisis ekonomi pada saat itu.
Melewati masa krisis, Benjamin Graham tetap berhasil masuk kuliah di
Columbia University. Ketika di bangku kuliah, ia adalah seorang bintang
kelas yang mahir di berbagai bidang. Meskipun ditawarkan pekerjaan
menjadi dosen setelah lulus, ia lebih memilih pekerjaan di Wall Street.
Dia tidak membutuhkan waktu lama, kecerdasan alaminya muncul ketika ia mulai melakukan financial research, market analysis
dan menjadi partner dalam suatu perusahaan. Pendapatannya langsung
melonjak naik menjadi lebih dari $500.000 setahun, jumlah yang
signifikan besar untuk usia 25 tahun.
Pada tahun 1926, Benjamin Graham membentuk kerjasama investasi dengan
Broker, Jerome Newman. Di saat yang bersamaan, ia juga mulai mengajar
dengan menjadi dosen kelas malam dibidang keuangan, Universitas
Columbia.
Krisis keuangan tahun 1929 hampir membuat Benjamin Graham bangkrut
total, namun usahanya terselamatkan oleh bantuan dari penjualan sebagian
besar aset-aset personal. Sang Istri pun terpaksa kembali bekerja
sebagai guru dansa. Ben Graham dengan segera kembali berdiri, dari situ
ia telah belajar pengalaman paling berharga. Sebuah rahasia yang akan
dia wariskan kepada Investor di dunia melalui buku – bukunya.
Pada
tahun 1934, Benjamin Graham bersama dengan David Dodd (akademis
Columbia), menerbitkan buku Security Analysis. Meskipun dalam masa
krisis keuangan, buku itu tetap merekomendasikan: “sukses untuk berinvestasi dengan saham biasa adalah mungkin, selama prinsip-prinsip investasi yang sehat tetap diterapkan.”. Mereka telah memperkenalkan konsep intristic value / nilai fundamental untuk membeli saham dengan nilai tersebut.
Kerjasama merekapun berlanjut, namun kali ini lebih produktif dan
tidak pernah lagi merugikan para investor mereka dengan nilai kesuskesan
return tahunan sekitar 17%. Benjamin Graham berhasil menulis buku The Intelligent Investor
pada tahun 1949, yang juga dianggap sebagai “Kitab Suci Investasi”.
Beliau-pun akhirnya pensiun di tahun 1956 dan wafat tahun 1976.
Krisis ekonomi global yang terjadi beberapa tahun terakhir telah
menjadi rintangan bagi kita semua pastinya dan diperlukan kerja keras,
pengorbanan dan pantang menyerah untuk menggapai kesuksesan layaknya
Benjamin Graham dan juga investor kelas dunia lainnya di masa krisis
pada saat itu. Melalui Biografi singkat ini, diharapkan memberi Anda
pengetahuan, pengalaman serta inspirasi yang berarti. Tidak menutup
kemungkinan, akan muncul sosok Investor asal Indonesia, yang nantinya
dikenal dunia.
Dari: Berbagai Sumber
0 comments:
Post a Comment