Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dan Perdana Menteri Cina Wen
Jiabo melangsungkan pertemuan pada 25 Desember kemarin. Salah satu hasil
pertemuan tersebut adalah kedua Negara itu akan mengurangi penggunaan
Dolar dalam perdagangan antar kedua Negara tersebut. Dengan kata lain,
mereka akan lebih banyak menggunakan Yen dan Yuan dalam tiap
transaksinya.
Ada beberapa dampak yang diperkirakan akan terjadi paska kesepakatan
ini dijalankan terhadap pasar komoditi logam khususnya emas. Pertama,
dengan kesepakatan ini akan mengurangi permintaan global akan Dolar AS.
Selama ini, cadangan devisa yang dipegang bank-bank sentral menjadi
representasi pinjaman tanpa bunga bagi pemerintah AS. Dengan menurunnya
permintaan akan Dolar AS ini tentu membuat pemerintah AS akan memangkas
langsung anggaran belanja mereka secara tajam daripada mereka harus
menerbitkan surat hutang lagi. Konsekuensinya, pemerintah AS diyakini
bakal menguangkan hutang baru mereka.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa inflasi AS akan naik akibat
suplai uang AS, akan dimulai di 2012. Lebih jauh lagi, anggaran belanja
federal akan terpukul secara tajam dengan kenaikan ongkos suku bunga
utang mereka yang membengkak.
Saat ini, cadangan devisa dolar AS dari Cina mencapai $3.2 trilyun
dan Japan memiliki $1.3 trilyun dalam simpanan bank sentral mereka.
Kedua Negara ini adalah pemilik terbesar devisa Dolar dibanding Negara
lain di dunia ini, bahkan tidak ada Negara lain yang angkanya mendekati
kedua Negara tersebut. Jika kedua Negara tersebut sepakat untuk
mengurangi penggunaan Dolar dan mengurangi cadangan devisa Dolarnya,
diyakini Dolar bakal jatuh lebih dalam lagi.
Jatuhnya Dolar AS disatu sisi akan mendorong kenaikan harga konsumen
AS pada level yang tercepat dari sebelumnya selama tiga decade ini.
Sepanjang tahun 2011 ini saja, Dolar AS masih diyakini sebagai asset
pengaman, safe haven bagi mata uang lainnya khususnya Euro. Meski
demikian, permintaan akan emas secara fisik sebagai pengaman investasi
juga tinggi meski tidak setinggi permintaan akan Dolar AS.
Dengan menurunnya penggunaan Dolar lebih jauh kagi akan membuat
banyak investor tentu berpikir ulang untuk mempertahankan mata uang
tersebut lebih jauh lagi. Para investor akan mengalihkan investasi
mereka dari Dolar kepada Emas atau Perak.
Sebuah data dari GFMS, menyatakan bahwa setidaknya pemerintah Cina dan
pribadi swasta menyerap lebih dari 22 juta ons emas sepanjang tahun
2011. Angka ini senilai 30-35 persen dari produksi emas dunia.
Penyerapan ini jauh lebih tinggi diatas tahun 2010. Ditunjang dengan
kesepakatan baru tersebut, diyakini permintaan akan emas dan
penyerapannya akan naik tajam di tahun 2012 nantinya.
Dengan kesepakatan Cina-Jepang ini, akan menghantam perekonomian AS
sekali lagi dan berimbas bagi Dolar AS. Mungkin perlu beberapa bulan
untuk merasakan dampaknya, namun kiranya mengacu pada prinsip investasi,
bahwa saat yang tepat untuk memulai investasi aadalah disaat harga
rendah. Melihat potensi kedepannya, maka saat ini mungkin adalah saat
yang tepat untuk memulai investasi, ataukah kita hanya akan melewatkan
laju harga ini.
Sumber: Financeroll
0 comments:
Post a Comment