Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Dampak Pengurangan Transaksi Dolar terhadap harga Emas

December 28, 2011

Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda dan Perdana Menteri Cina Wen Jiabo melangsungkan pertemuan pada 25 Desember kemarin. Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah kedua Negara itu akan mengurangi penggunaan Dolar dalam perdagangan antar kedua Negara tersebut. Dengan kata lain, mereka akan lebih banyak menggunakan Yen dan Yuan dalam tiap transaksinya.
Ada beberapa dampak yang diperkirakan akan terjadi paska kesepakatan ini dijalankan terhadap pasar komoditi logam khususnya emas. Pertama, dengan kesepakatan ini akan mengurangi permintaan global akan Dolar AS.

Selama ini, cadangan devisa yang dipegang bank-bank sentral menjadi representasi pinjaman tanpa bunga bagi pemerintah AS. Dengan menurunnya permintaan akan Dolar AS ini tentu membuat pemerintah AS akan memangkas langsung anggaran belanja mereka secara tajam daripada mereka harus menerbitkan surat hutang lagi. Konsekuensinya, pemerintah AS diyakini bakal menguangkan hutang baru mereka.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa inflasi AS akan naik akibat suplai uang AS, akan dimulai di 2012. Lebih jauh lagi, anggaran belanja federal akan terpukul secara tajam dengan kenaikan ongkos suku bunga utang mereka yang membengkak.

Saat ini, cadangan devisa dolar AS dari Cina mencapai $3.2 trilyun dan Japan memiliki $1.3 trilyun dalam simpanan bank sentral mereka. Kedua Negara ini adalah pemilik terbesar devisa Dolar dibanding Negara lain di dunia ini, bahkan tidak ada Negara lain yang angkanya mendekati kedua Negara tersebut. Jika kedua Negara tersebut sepakat untuk mengurangi penggunaan Dolar dan mengurangi cadangan devisa Dolarnya, diyakini Dolar bakal jatuh lebih dalam lagi.
Jatuhnya Dolar AS disatu sisi akan mendorong kenaikan harga konsumen AS pada level yang tercepat dari sebelumnya selama tiga decade ini.

Sepanjang tahun 2011 ini saja, Dolar AS masih diyakini sebagai asset pengaman, safe haven bagi mata uang lainnya khususnya Euro. Meski demikian, permintaan akan emas secara fisik sebagai pengaman investasi juga tinggi meski tidak setinggi permintaan akan Dolar AS.
Dengan menurunnya penggunaan Dolar lebih jauh kagi akan membuat banyak investor tentu berpikir ulang untuk mempertahankan mata uang tersebut lebih jauh lagi. Para investor akan mengalihkan investasi mereka dari Dolar kepada Emas atau Perak.

Sebuah data dari GFMS, menyatakan bahwa setidaknya pemerintah Cina dan pribadi swasta menyerap lebih dari 22 juta ons emas sepanjang tahun 2011. Angka ini senilai 30-35 persen dari produksi emas dunia. Penyerapan ini jauh lebih tinggi diatas tahun 2010. Ditunjang dengan kesepakatan baru tersebut, diyakini permintaan akan emas dan penyerapannya akan naik tajam di tahun 2012 nantinya.

Dengan kesepakatan Cina-Jepang ini, akan menghantam perekonomian AS sekali lagi dan berimbas bagi Dolar AS. Mungkin perlu beberapa bulan untuk merasakan dampaknya, namun kiranya mengacu pada prinsip investasi, bahwa saat yang tepat untuk memulai investasi aadalah disaat harga rendah. Melihat potensi kedepannya, maka saat ini mungkin adalah saat yang tepat untuk memulai investasi, ataukah kita hanya akan melewatkan laju harga ini.
 
Sumber: Financeroll
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.