Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Dana Bantuan Gol Bukan Berarti Yunani Aman

February 09, 2012

Sejak awal kita telah mengetahui dan menyadari bahwa Yunani pada akhirnya akan menerima bantuan Uni Eropa dan IMF walau harus menempuh proses yang pahit dan berdarah-darah. 

Persyaratan yang diajukan Uni Eropa dan IMF sebagai lembaga pendonor bagi negara-negara bermasalah di zona euro terasa berat sebelah, tapi setidaknya mereka adalah satu-satunya solusi praktis dan logis dalam menyelesaikan permasalahan internal zona euro agar tidak semakin kronis.

Jika enggan menerima syarat yang telah ditetapkan maka sanksi beratpun telah menunggu, diantaranya keluar dari keanggotaan dan bangkrut. Negara sekelas Yunani tentu tidak mau menerima kondisi tersebut.

Alhasil Yunani menempuh berbagai kebijakan lama yang sebenarnya sudah digadangkan oleh pemerintahan terdahulu ketika dipimpin PM George Papandreou. Kebijakan-kebijakan inilah yang sejak semula memicu demonstrasi besar-besaran karena dinilai merugikan masyarakat. Pemerintahan yang ada saat ini hanya melakukan modifikasi sedemikian rupa dan seiring berjalannya waktu, fakta dilapangan memaksa masyarakat harus menerima kebijakan pemerintah dengan lapang dada.

Saat ini pemerintah Yunani telah berhasil merampungkan draft kesepakatan yang nantinya akan diajukan kepada lembaga pendonor. Isi dari draft tersebut diantaranya janji pemerintah yang akan memangkas belanja secara permanen, menurunkan jumlah pembayaran pensiun dan memangkas upah minimum sebesar 20 persen. Kebijakan itu diambil setelah melihat fakta bahwa perekonomian Yunani tahun ini berkontraksi lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Didalam “letter of Intent” yang dialamatkan kepada Managing Director IMF Christine Lagarde, pemerintah Yunani mengungkapkan “Untuk memulihkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi, kami akan mempercepat penerapan reformasi struktural mendalam di pasar perburuhan, produk dan jasa.”

Surat tersebut beserta lampiran sebanyak 43 halaman rencananya akan ditanda tangani Perdana Menteri Lucas Papademos, Menkeu Evangelos Venizelos dan Gubernur Bank of Greece George Provopoulos.

Sebelum diajukan kepada UE dan ECB, PM Papademos harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan tiga pimpinan partai pendukung pemerintah di Athena hari ini. Target, bantuan senilai 130 miliar euro harus sudah diamankan menjelang pertemuan darurat para menteri keuangan zona euro di Brussel esok.

Mayoritas spekulasi menyebutkan bahwa dirapat hari ini pemerintah akan berhasil mendapat sokongan partai.
Walau optimisme bermunculan, draft ini bukannya tanpa cacat, beberapa pihak menilai draft yang telah disusun Yunani tidak begitu jelas menjabarkan pendanaaan internasional, saat ini utang Yunani telah membengkak, pertumbuhan ekonomi mandeg dan terlalu banyak lubang besar didalam anggaran negara. 

Walau disuapi dengan uang yang banyak, tidak serta merta dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Disamping itu, negara pendonor seperti Jerman mulai enggan memberi lebih banyak dana.

Draft juga tidak menjabarkan dengan detail kebijakan “debt-swap”, yang merupakan bagian intergral dalam paket bantuan putaran kedua untuk Yunani.

Didalam draft itu terungkap fakta bahwa Yunani membutuhkan lebih banyak dana karena kontraksi ekonomi lebih cepat dari perkiraan awal. Kontraksi untuk tahun ini saja diperkirakan antara 4 sampai 5 persen, akibat memburuknya kondisi eksternal.

Reformasi yang dijabarkan dalam draft meliputi pemangkasan upah pegawai pemerintah, memangkas PNS sebanyak 15.000 tahun ini dan menggabungkan semua dana pensiun. Diharapkan kebijakan diatas dapat mengembalikan pertumbuhan ekonomi disemester pertama tahun depan.

Pemerintah Yunani pun tampaknya akan menempuh jalur swastanisasi setelah mengungkap akan menjual saham pemerintah dienam perusahaan, termasuk Opap SA, Hellenic Petroleum SA, Athens Water & Sewage Co SA dan Thessaloniki Water & Sewage Co SA disemester pertama tahun ini dan mengeluarkan tender untuk konsesi pelabuhan dan bandara disemester kedua.

Yunani menargetkan mengumpulkan dana paling kurang 50 miliar euro di 2017 dengan cara menjual atau menyewakan aset-aset negara. Sejauh ini Yunani baru bisa mengumpulkan dana 1,8 miliar euro dari aset-aset tersebut. Upaya untuk meningkatkan pemasukan sempat terhenti akibat banyak investor menunggu hasil perundingan yang membahas rencana debt-exchange.

Walau berhasil mendapat dana talangan dari Uni Eropa dan IMF, Yunani masih harus berjuang keras untuk memulihkan kondisi perekonomiannya, data talangan sebesar 130 miliar euro hanya akan mampu bertahan beberapa bulan saja, itupun akan segera habis karena digunakan untuk membayar gaji pegawai pemerintah dan dana operasional pemerintah lainnya, setelah itu apakah Yunani akan meminta bantuan lagi atau?



Sumber: Financeroll
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.