Sejak awal kita telah mengetahui dan menyadari bahwa Yunani pada
akhirnya akan menerima bantuan Uni Eropa dan IMF walau harus menempuh
proses yang pahit dan berdarah-darah.
Persyaratan yang diajukan Uni Eropa dan IMF sebagai lembaga pendonor
bagi negara-negara bermasalah di zona euro terasa berat sebelah, tapi
setidaknya mereka adalah satu-satunya solusi praktis dan logis dalam
menyelesaikan permasalahan internal zona euro agar tidak semakin kronis.
Jika enggan menerima syarat yang telah ditetapkan maka sanksi
beratpun telah menunggu, diantaranya keluar dari keanggotaan dan
bangkrut. Negara sekelas Yunani tentu tidak mau menerima kondisi
tersebut.
Alhasil Yunani menempuh berbagai kebijakan lama yang sebenarnya sudah
digadangkan oleh pemerintahan terdahulu ketika dipimpin PM George
Papandreou. Kebijakan-kebijakan inilah yang sejak semula memicu
demonstrasi besar-besaran karena dinilai merugikan masyarakat.
Pemerintahan yang ada saat ini hanya melakukan modifikasi sedemikian
rupa dan seiring berjalannya waktu, fakta dilapangan memaksa masyarakat
harus menerima kebijakan pemerintah dengan lapang dada.
Saat ini pemerintah Yunani telah berhasil merampungkan draft
kesepakatan yang nantinya akan diajukan kepada lembaga pendonor. Isi
dari draft tersebut diantaranya janji pemerintah yang akan memangkas
belanja secara permanen, menurunkan jumlah pembayaran pensiun dan
memangkas upah minimum sebesar 20 persen. Kebijakan itu diambil setelah
melihat fakta bahwa perekonomian Yunani tahun ini berkontraksi lebih
cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Didalam “letter of Intent” yang dialamatkan kepada Managing Director
IMF Christine Lagarde, pemerintah Yunani mengungkapkan “Untuk memulihkan
daya saing dan pertumbuhan ekonomi, kami akan mempercepat penerapan
reformasi struktural mendalam di pasar perburuhan, produk dan jasa.”
Surat tersebut beserta lampiran sebanyak 43 halaman rencananya akan
ditanda tangani Perdana Menteri Lucas Papademos, Menkeu Evangelos
Venizelos dan Gubernur Bank of Greece George Provopoulos.
Sebelum diajukan kepada UE dan ECB, PM Papademos harus berkonsultasi
terlebih dahulu dengan tiga pimpinan partai pendukung pemerintah di
Athena hari ini. Target, bantuan senilai 130 miliar euro harus sudah
diamankan menjelang pertemuan darurat para menteri keuangan zona euro di
Brussel esok.
Mayoritas spekulasi menyebutkan bahwa dirapat hari ini pemerintah akan berhasil mendapat sokongan partai.
Walau optimisme bermunculan, draft ini bukannya tanpa cacat, beberapa
pihak menilai draft yang telah disusun Yunani tidak begitu jelas
menjabarkan pendanaaan internasional, saat ini utang Yunani telah
membengkak, pertumbuhan ekonomi mandeg dan terlalu banyak lubang besar
didalam anggaran negara.
Walau disuapi dengan uang yang banyak, tidak
serta merta dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Disamping itu,
negara pendonor seperti Jerman mulai enggan memberi lebih banyak dana.
Draft juga tidak menjabarkan dengan detail kebijakan “debt-swap”,
yang merupakan bagian intergral dalam paket bantuan putaran kedua untuk
Yunani.
Didalam draft itu terungkap fakta bahwa Yunani membutuhkan lebih
banyak dana karena kontraksi ekonomi lebih cepat dari perkiraan awal.
Kontraksi untuk tahun ini saja diperkirakan antara 4 sampai 5 persen,
akibat memburuknya kondisi eksternal.
Reformasi yang dijabarkan dalam draft meliputi pemangkasan upah
pegawai pemerintah, memangkas PNS sebanyak 15.000 tahun ini dan
menggabungkan semua dana pensiun. Diharapkan kebijakan diatas dapat
mengembalikan pertumbuhan ekonomi disemester pertama tahun depan.
Pemerintah Yunani pun tampaknya akan menempuh jalur swastanisasi
setelah mengungkap akan menjual saham pemerintah dienam perusahaan,
termasuk Opap SA, Hellenic Petroleum SA, Athens Water & Sewage Co SA
dan Thessaloniki Water & Sewage Co SA disemester pertama tahun ini
dan mengeluarkan tender untuk konsesi pelabuhan dan bandara disemester
kedua.
Yunani menargetkan mengumpulkan dana paling kurang 50 miliar euro di
2017 dengan cara menjual atau menyewakan aset-aset negara. Sejauh ini
Yunani baru bisa mengumpulkan dana 1,8 miliar euro dari aset-aset
tersebut. Upaya untuk meningkatkan pemasukan sempat terhenti akibat
banyak investor menunggu hasil perundingan yang membahas rencana
debt-exchange.
Walau berhasil mendapat dana talangan dari Uni Eropa dan IMF, Yunani
masih harus berjuang keras untuk memulihkan kondisi perekonomiannya,
data talangan sebesar 130 miliar euro hanya akan mampu bertahan beberapa
bulan saja, itupun akan segera habis karena digunakan untuk membayar
gaji pegawai pemerintah dan dana operasional pemerintah lainnya, setelah
itu apakah Yunani akan meminta bantuan lagi atau?
Sumber: Financeroll
0 comments:
Post a Comment