China tampaknya segera menyediakan dana
segar untuk membantu pemulihan Eropa. Likuiditas dari Beijing akan
ditaruh dalam instrumen European Financial Stability Facility (EFSF).
Menurut
Ekonom Institut Ilmu Sosial China, Yuan Gangming, pemerintah Wen Jiabao
harus menanamkan modalnya karena punya kepentingan di wilayah Eropa.
Dengan membantu pemulihan krisis, China akan mendapat timbal balik dari
partisipasinya mengingat Eropa adalah mitra dagang terbesar negeri tirai
bambu.
China adalah pemilik cadangan
devisa terbesar dunia dengan jumlah mencapai $3 triliun. Indikasinya
bisa dilihat dari jalinan baik antara Wen Jiabao dan Angela Merkel, yang
terlihat akrab saat mengunjungi wilayah manufaktur Guandong pekan lalu.
Wilayah ini dikenal sebagai pusat produksi perangkat elektronik, sepatu
dan mainan terbesar.
Idealnya, China
akan menginvestasikan beberapa puluh miliar euro secara bertahap hingga
genap menjadi sekitar 100 miliar euro. Menurut Gangming, China akan
mengambil peran untuk menopang daya pinjam IMF melalui program dana
talangan lembaga tersebut.
Sikap China
terhadap krisis Eropa sangat dinanti oleh banyak pihak. Investasi
miliaran euro adalah sentimen terbaik bagi pelaku ekonomi global,
terutama dalam meredam kecemasan isu hutang negara bermasalah. Sebagai
kompensasinya, Eropa akan membuka jalur perdagangan lebih luas dibanding
apa yang sudah diraih China hari ini. "Investasi China (ke EFSF) juga
relatif aman karena negara Eropa termasuk kaya," ujar Gangming. Ia
melihat kunjungan Merkel pekan lalu sudah memperjelas apa yang akan
terjadi dalam waktu dekat.
Pada Forum
Ekonomi Dunia September silam, Perdana Menteri Wen Jiabao sudah
menawarkan bantuan untuk Eropa. Sebagai imbalan, China meminta Eropa
mengakui status China sebagai pasar ekonomi dalam World Trade
Organization sebelum 2016. "Ketulusan bisa dilihat dari bagaimana
seorang teman membantu teman lainnya," ujar Wen diplomatis kala itu.
Namun tampaknya Beijing ingin 'jual mahal' seraya menanti pihak benua
biru bersikap aktif mendekatinya. Sebagaimana terlihat dari pernyataan
Wakil Menteri Keuangan Zhu Guangyao pada pertemuan G-20 dua bulan
berselang. "Terlalu dini bagi China untuk memutuskan partisipasi dalam
pembelian obligasi Eropa," tutur Guangyao. Sekarang pihak euro yang
dikoordinasi oleh Angela Merkel sudah benar-benar meminta belas kasih.
Tidak ada alasan lagi bagi China untuk menunda bantuan, kecuali ada
kekuatan lain yang tidak menghendaki hal tersebut.
Sumber: Monexnews
0 comments:
Post a Comment