Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Bantuan China untuk Eropa Tinggal Menunggu Waktu

February 08, 2012

China tampaknya segera menyediakan dana segar untuk membantu pemulihan Eropa. Likuiditas dari Beijing akan ditaruh dalam instrumen European Financial Stability Facility (EFSF).

Menurut Ekonom Institut Ilmu Sosial China, Yuan Gangming, pemerintah Wen Jiabao harus menanamkan modalnya karena punya kepentingan di wilayah Eropa. Dengan membantu pemulihan krisis, China akan mendapat timbal balik dari partisipasinya mengingat Eropa adalah mitra dagang terbesar negeri tirai bambu.

China adalah pemilik cadangan devisa terbesar dunia dengan jumlah mencapai $3 triliun. Indikasinya bisa dilihat dari jalinan baik antara Wen Jiabao dan Angela Merkel, yang terlihat akrab saat mengunjungi wilayah manufaktur Guandong pekan lalu. Wilayah ini dikenal sebagai pusat produksi perangkat elektronik, sepatu dan mainan terbesar.

Idealnya, China akan menginvestasikan beberapa puluh miliar euro secara bertahap hingga genap menjadi sekitar 100 miliar euro. Menurut Gangming, China akan mengambil peran untuk menopang daya pinjam IMF melalui program dana talangan lembaga tersebut.

Sikap China terhadap krisis Eropa sangat dinanti oleh banyak pihak. Investasi miliaran euro adalah sentimen terbaik bagi pelaku ekonomi global, terutama dalam meredam kecemasan isu hutang negara bermasalah. Sebagai kompensasinya, Eropa akan membuka jalur perdagangan lebih luas dibanding apa yang sudah diraih China hari ini. "Investasi China (ke EFSF) juga relatif aman karena negara Eropa termasuk kaya," ujar Gangming. Ia melihat kunjungan Merkel pekan lalu sudah memperjelas apa yang akan terjadi dalam waktu dekat.

Pada Forum Ekonomi Dunia September silam, Perdana Menteri Wen Jiabao sudah menawarkan bantuan untuk Eropa. Sebagai imbalan, China meminta Eropa mengakui status China sebagai pasar ekonomi dalam World Trade Organization sebelum 2016. "Ketulusan bisa dilihat dari bagaimana seorang teman membantu teman lainnya," ujar Wen diplomatis kala itu. Namun tampaknya Beijing ingin 'jual mahal' seraya menanti pihak benua biru bersikap aktif mendekatinya. Sebagaimana terlihat dari pernyataan Wakil Menteri Keuangan Zhu Guangyao pada pertemuan G-20 dua bulan berselang. "Terlalu dini bagi China untuk memutuskan partisipasi dalam pembelian obligasi Eropa," tutur Guangyao. Sekarang pihak euro yang dikoordinasi oleh Angela Merkel sudah benar-benar meminta belas kasih. Tidak ada alasan lagi bagi China untuk menunda bantuan, kecuali ada kekuatan lain yang tidak menghendaki hal tersebut.




Sumber: Monexnews
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.