Krisis ekonomi global dipicu utang Uni Eropa makin
memburuk. Buktinya, untuk menyelamatkan hartanya para investor berburu
emas, buntutnya harga emas berada di level tertinggi sejak akhir tahun
lalu.
Harga emas pada Senin (30/1) terus naik
mendekati level psikologis baru 1.800 dollar AS/troy ounce. Bahkan, pada
Minggu (29/1) naik tertinggi dalam tujuh pekan terakhir. Kenaikan harga
emas didukung oleh sentimen perundingan kesepakatan utang Yunani dan
penguatan nilai tukar euro.
Kantor berita
Reuters melaporkan, harga spot emas di Singapura mencapai harga
tertinggi 1.739 dollar/troy ounce (Rp 503.000/gram), terkuat sejak 8
Desember. Di bursa Hong Kong Metal Exchange, Indeks HKMEx Gold Bloomberg
pada pukul 8.54 menunjukkan harga emas naik 3,3 dollar/troy ounce (Rp
954/gram) ke level 1.734,6 per troy ounce (Rp 501.900/gram).
Perusahaan
pengelola aset global, Bridgewater Associates, mengatakan bahwa harga
emas sedang bullish menyusul banyaknya investor yang menyerbu emas
sebagai upaya lindung nilai terhadap inflasi. "Ini karena pemerintah
mencetak uang lebih banyak untuk mengurangi utang," katanya.
Para
pemimpin Uni Eropa akan menandatangani dana penyelamatan permanen untuk
zona euro pada pertemuan puncak Senin ini. Pertemuan ini diharapkan
dapat menyetujui aturan anggaran berimbang dalam legislasi nasional,
salah satunya di Yunani.
Sementara itu, laju
pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal empat tercatat sebagai yang tercepat
dalam 1,5 tahun. Namun pertumbuhan ini meleset dari perkiraan ekonom,
sehingga memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi AS 2012, dan
taruhan bahwa Federal Reserve perlu menyediakan lebih banyak bantuan.
Sepanjang
pekan ketiga Januari, kutip data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas
AS, para manajer investasi telah menaikkan posisi belinya pada 18
kontrak berjangka komoditas dan opsi hingga 13% dibandingkan dengan
pekan sebelumnya, menjadi 742.902 unit kontrak.
Posisi
net-long yang diambil para fund manager itu telah mendongkrak harga
tembaga hingga 53% tertinggi sejak Agustus dan perak hingga 22%
tertinggi sejak September. Komoditas lain yang diincar adalah gula,
kedele, kapas, emas, gasoline dan minyak mentah. Evan Smith, periset
Global Investors Inc. menambahkan harga komoditas yang pekan lalu
kembali terangkat meski IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi
global menjadi 3,3% dari sebelumnya 4% adalah peringatan bahwa resesi
Eropa bisa meluas ke dunia.
“Bank-bank sentral
di berbagai belahan dunia, terutama China, terlihat mulai bergerak untuk
memperlonggar kebijakan moneternya, dan faktor ini cenderung mendorong
investor membeli aset-aset riil dan komoditas,” jelasnya.
Sementara,
harga emas ritel di Tanah Air hari ini, Senin 30 Januari 2012, naik
Rp1.000/gram berdasarkan acuan harga jual emas ritel PT Aneka Tambang
(Antam).
Daftar harga yang dilansir BUMN
tambang tersebut pukul 8:08 menunjukkan harga emas batangan ukuran 1
gram dipatok Rp555.000/gram dengan harga buyback (beli kembali)
Rp493.000/gram untuk setiap emas bersertifikat Antam.
Harga
jual emas tersebut naik Rp1.000 jika dibandingkan dengan harga hari
Jumat 27 Januari 2012 yang dipatok Rp554.000. Ini merupakan kenaikan
harga dalam tiga hari transaksi secara beruntun sejak Kamis 26 Januari
2012, yang ditandai dengan lonjakan harga Rp14.000/gram.
5 Negara Downgrade
Krisis
Eropa juga membuat lembaga pemeringkat kredit Fitch, mengumumkan
pemangkasan peringkat kredit Italia, Spanyol dan tiga negara lain di
zona Eropa. Seperti dilansir kantor berita Xinhua1), Fitcht mengatakan,
alasan pemangkasan dikarenakan lima Negara tersebut tidak memiliki
fleksibilitas pendanaan dalam menghadapi krisis utang di wilayahnya.
Italia
yang menjadi negara ekonomi terbesar ketiga zona Eropa, diturunkan dua
tingkat dari +A menjadi A-. Sedangkan Spanyol juga mengalami hal serupa
dari AA- menjadi A. Adapun penilaian kepada Belgia, Slovenia dan Siprus
juga diturunkan, sementara Irlandia peringkatnya tetap.
Kemudian,
Fitch menempatkan penilaian kredit enam negara tersebut berstatus
‘negatif’. Hal ini menunjukkan adanya peluang setidaknya satu atau dua
kesempatan untuk menurunkan peringkat lebih lanjut dalam dua tahun ke
depan.
“Outlook negatif terutama mencerminkan
risiko yang terkait dengan intensifikasi lebih lanjut akibat krisis zona
Euro keuangan,” kata lembaga tersebut dalam siaran persnya.
Sumber: Reuters, Surabaya Post
0 comments:
Post a Comment