Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Tertinggi, Emas Tembus Rp 555.000/gram

January 30, 2012

Krisis ekonomi global dipicu utang Uni Eropa makin memburuk. Buktinya, untuk menyelamatkan hartanya para investor berburu emas, buntutnya harga emas berada di level tertinggi sejak akhir tahun lalu.

Harga emas pada Senin (30/1) terus naik mendekati level psikologis baru 1.800 dollar AS/troy ounce. Bahkan, pada Minggu (29/1) naik tertinggi dalam tujuh pekan terakhir. Kenaikan harga emas didukung oleh sentimen perundingan kesepakatan utang Yunani dan penguatan nilai tukar euro.

Kantor berita Reuters melaporkan, harga spot emas di Singapura mencapai harga tertinggi 1.739 dollar/troy ounce (Rp 503.000/gram), terkuat sejak 8 Desember. Di bursa Hong Kong Metal Exchange, Indeks HKMEx Gold Bloomberg pada pukul 8.54 menunjukkan harga emas naik 3,3 dollar/troy ounce (Rp 954/gram) ke level 1.734,6 per troy ounce (Rp 501.900/gram).

Perusahaan pengelola aset global, Bridgewater Associates, mengatakan bahwa harga emas sedang bullish menyusul banyaknya investor yang menyerbu emas sebagai upaya lindung nilai terhadap inflasi. "Ini karena pemerintah mencetak uang lebih banyak untuk mengurangi utang," katanya.

Para pemimpin Uni Eropa akan menandatangani dana penyelamatan permanen untuk zona euro pada pertemuan puncak Senin ini. Pertemuan ini diharapkan dapat menyetujui aturan anggaran berimbang dalam legislasi nasional, salah satunya di Yunani.

Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal empat tercatat sebagai yang tercepat dalam 1,5 tahun. Namun pertumbuhan ini meleset dari perkiraan ekonom, sehingga memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi AS 2012, dan taruhan bahwa Federal Reserve perlu menyediakan lebih banyak bantuan.

Sepanjang pekan ketiga Januari, kutip data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS, para manajer investasi telah menaikkan posisi belinya pada 18 kontrak berjangka komoditas dan opsi hingga 13% dibandingkan dengan pekan sebelumnya, menjadi 742.902 unit kontrak.

Posisi net-long yang diambil para fund manager itu telah mendongkrak harga tembaga hingga 53% tertinggi sejak Agustus dan perak hingga 22% tertinggi sejak September. Komoditas lain yang diincar adalah gula, kedele, kapas, emas, gasoline dan minyak mentah. Evan Smith, periset Global Investors Inc. menambahkan harga komoditas yang pekan lalu kembali terangkat meski IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,3% dari sebelumnya 4% adalah peringatan bahwa resesi Eropa bisa meluas ke dunia.

“Bank-bank sentral di berbagai belahan dunia, terutama China, terlihat mulai bergerak untuk memperlonggar kebijakan moneternya, dan faktor ini cenderung mendorong investor membeli aset-aset riil dan komoditas,” jelasnya.

Sementara, harga emas ritel di Tanah Air hari ini, Senin 30 Januari 2012, naik Rp1.000/gram berdasarkan acuan harga jual emas ritel PT Aneka Tambang (Antam).

 Daftar harga yang dilansir BUMN tambang tersebut pukul 8:08 menunjukkan harga emas batangan ukuran 1 gram dipatok Rp555.000/gram dengan harga buyback (beli kembali) Rp493.000/gram untuk setiap emas bersertifikat Antam. 

Harga jual emas tersebut naik Rp1.000 jika dibandingkan dengan harga hari Jumat 27 Januari 2012 yang dipatok Rp554.000. Ini merupakan kenaikan harga dalam tiga hari transaksi secara beruntun sejak Kamis 26 Januari 2012, yang ditandai dengan lonjakan harga Rp14.000/gram.

5 Negara Downgrade

Krisis Eropa juga membuat lembaga pemeringkat kredit Fitch, mengumumkan pemangkasan peringkat kredit Italia, Spanyol dan tiga negara lain di zona Eropa. Seperti dilansir kantor berita Xinhua1), Fitcht mengatakan, alasan pemangkasan dikarenakan lima Negara tersebut tidak memiliki fleksibilitas pendanaan dalam menghadapi krisis utang di wilayahnya.

Italia yang menjadi negara ekonomi terbesar ketiga zona Eropa, diturunkan dua tingkat dari +A menjadi A-. Sedangkan Spanyol juga mengalami hal serupa dari AA- menjadi A. Adapun penilaian kepada Belgia, Slovenia dan Siprus juga diturunkan, sementara Irlandia peringkatnya tetap.

Kemudian, Fitch menempatkan penilaian kredit enam negara tersebut berstatus ‘negatif’. Hal ini menunjukkan adanya peluang setidaknya satu atau dua kesempatan untuk menurunkan peringkat lebih lanjut dalam dua tahun ke depan.

“Outlook negatif terutama mencerminkan risiko yang terkait dengan intensifikasi lebih lanjut akibat krisis zona Euro keuangan,” kata lembaga tersebut dalam siaran persnya.




Sumber: Reuters, Surabaya Post
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.