Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Mengintip Masa Depan Zona Euro Pasca Tragedi S&P

January 16, 2012

Situasi perekonomian zona euro tampaknya semakin suram dan memburuk dari waktu kewaktu. Beberapa statement bersama pimpinan zona euro, ECB dan IMF seolah tinggal wacana saja, tidak ada langkah konkret dan krisis telah berjalan dua tahun.

Jumat lalu tercatat, Perancis dan Austria resmi kehilangan rating AAA nya ditambah sembilan negara anggota zona euro seolah mempertegas betapa peliknya permasalahan Eropa. Keputusan Standard & Poor’s memangkas rating negara-negara tersebut setelah melalui beberapa pertimbangan dan peringatan.

Tampaknya hanya Jerman saja yang masih bertahan dan berdiri kokoh sebagai satu-satunya negara zona euro yang memiliki pertumbuhan ekonomi positif. Jika masalah ini tidak segera diselesaikan lambat laut imbas lemahnya perekonomian zona euro juga akan menampar Jerman.

Menanggapi kondisi baru-baru ini, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa pemangkasan rating oleh S&P memperlihatkan betapa tidak cukupnya kebijakan-kebijakan yang selama ini dikeluarkan sehingga agar efektif kebijakan tersebut harus ditingkatkan dua kali lipat.

Berturut-turut rating Spanyol diturunkan menjadi A dari AA- sementara Perancis menjadi AA+ dari AAA. Kedua kepala negara mengaku kecewa, dimana Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy berjanji akan memangkas belanja  dan membersihkan sistem perbankan sekaligus menyatakan ketegasan komitmennya terhadap masa depan zona euro.

Untuk meningkatkan dana masuk, negara-negara tersebut akan melakukan penjualan obligasi dimana minggu ini akan dimulai oleh Perancis dan Spanyol.

Dengan turunnya rating Perancis dan beberapa negara zona euro lainnya disinyalir akan mempengaruhi pengumpulkan dana European Financial Stability Facility karena rating AAA masing-masing negara memberi jaminan kepada sponsor yang ingin terlibat memberikan dananya. Tentu saja, menurunnya rating tersebut semakin meningkatkan kecemasan negara sponsor bahwa semakin banyak negara di zona euro yang memiliki potensi gagal bayar.

Sekali lagi didalam pernyatannya, Merkel dan pemimpin Eropa laninnya berjanji akan segera bertindak dalam menetapkan kebijakan penerus yang permanen yaitu European Stability Mechanism.

Akan ada pertemuan lagi antara Merkel, Sarkozy dan PM Mario Monti di Roma pada 20 Januari untuk mengulas lebih mendalam upaya penyelamatan dari krisis jelang KTT Eropa 10 hari kemudian. Opsi yang mencuat adalah meningkatkan sumber dana Badan Moneter Internasional (IMF).

Satu lagi ancaman serius adalah Yunani, dimana banyak investor mengingatkan bahwa sistem finansial negara ini akan hancur lebur. Jika gagal mencapai kata sepakat dengan kreditur, maka pemerintah Athena tidak akan mampu mengembalikan pinjaman senilai 14,5 miliar euro yang akan berakhir tenggatnya 20 Maret nanti. 

Akhirnya bisa ditebak, Yunani akan kembali mengemis bantuan dana kepada negara-negara zona euro, dimana masing-masing negara itupun juga terjangkit krisis. Bangkrutnya Yunani akan berdampak besar kepada euro karena akan menyebar ke pasar obligasi lainnya di zona euro.

Bulan Oktober 2011, pemerintah Yunani dan kreditur sepakat memangkas nilai utang Yunani sebesar 50 persen, dengan catatan Yunani wajib menurunkan hutangnya menjadi 120 persen PDB di 2020. Memasuki 2012 ternyata kondisi ekonomi tidak sebaik perkiraan dan ECB mengatakan telah terjadi kredit macet diberbagai perbankan setempat.

Pemangkasan rating negara-negara zona euro seolah merupakan konfirmasi bahwa krisis Eropa belum akan berakhir dalam waktu dekat dan masih akan ada dan nyata.



Sumber: Financeroll
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.