Kekhawatiran krisis yang terjadi di wilayah Eropa masih menjadi salah satu pemicu utama pelemahan beberapa indeks acuan dunia.
Kenaikan
tipis yang terjadi pada S&P500 terpicu oleh proyeksi dan berita
perkiraan data makro dari pemerintah Amerika Serikat yang akan
dilaporkan lebih baik dari ekspektasi dinilai merupakan sentiment
sesaat.
Analis BNI Securities, Akhmat Nurcahyadi menyatakan,
tekanan pada nilai tukar euro atau yang terendah sejak September 2010
seiring dengan kepercayaan pelaku pasar yang semakin turun akan
kemampuan negara negara di wilayah tersebut untuk dapat keluar dari
krisis dalam waktu dekat.
"Fear indeks yang tercatat
turun juga kami lihat belum dapat disimpulkan sebagai sebuah kondisi
pembalikan arah yang konsisten hingga beberapa hari ke depan," kata
Akhmad di Jakarta, Jumat (6/1/2012).
Sudut pandang skeptis akan
kemampuan sektor perbankan di wilayah Eropa untuk dapat memenuhi
kebutuhan capital dan berlanjutnya ketidakpastian implementasi suntikan
dana serta potensi kenaikan imbal hasil yield obligasi.
Beberapa
data makro lain yang tercatat lebih baik dari ekspektasi, juga masih
belum mampu memberikan sebuah pendorong pada sudut pandang investor.
Dari pasar Asia Pasifik kekhawatiran tersebut juga masih terjadi dan
merefleksikan beberapa sentimen negatif yang terjadi pada bursa di
kawasan tersebut di atas.
Pasar komoditas yang juga masih
cenderung mengalami pelemahan sesaat dan spekulasi akan pelemahan
permintaan yang memicu penurunan harga beberapa jenis komoditas masih
menjadi sentiment utama penggerak fluktuasi harga.
Dari bursa
dalam negeri, pergerakan indeks yang sempat mengalami kenaikan
signifikan masih belum mampu untuk bertahan pada penutupan transaksi
perdagangan kemarin sore. "Kami memproyeksikan indeks akan bergerak pada
rentang 3891.61 - 3922.47," pungkasnya.
Sumber: Kompas
0 comments:
Post a Comment