Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Jumat pagi
bergerak melemah sebesar 20 poin seiring belum adanya sentimen positif
yang dapat mengangkat kepercayaan pelaku pasar keuangan.
Pengamat pasar uang dari Milenium Danatama Sekuritas, Ahmad Riyadi di Jakarta, Jumat mengatakan, nilai tukar dalam negeri kembali melemah terhadap dollar AS masih dipicu dari pelaku pasar yang khawatir terhadap pendanaan sektor perbankan negara kawasan Eropa sehingga mendorong investor menjual mata uang lokal. "Belum ada sentimen positif yang mengangkat pasar uang, sehingga pelaku pasar cenderung melepas mata uang lokal," kata Ahmad Riyadi.
Ia menambahkan, pelaku pasar saat ini sedang mencermati lelang obligasi Italia dan Spanyol pada pekan depan apakah direspon positif nantinya. "Diharapkan, pelaku pasar menanggapi positif dan mata uang euro menguat sehingga nantinya akan berdampak positif bagi nilai tukar di kawasan Asia termasuk Indonesia," kata dia.
Ahmad Riyadi mengatakan, untuk pekan ini pasar keuangan Asia termasuk di Indonesia masih khawatir akan kemampuan pemerintah di negara kawasan Eropa untuk pembiayan kembali utang publiknya. "Merebaknya kekhawatiran kemampuan pemerintah di negara euro untuk pembiayaan kembali utang publiknya menekan mata uang dunia terhadap dollar AS," ujar dia.
Ahmad menambahkan, kondisi Eropa yang belum stabil masih menjadi faktor utama dalam menentukan pergerakan pasar mata uang di dalam negeri. "Pelaku pasar uang lebih cenderung mengambil posisi aman dalam menjaga nilai asetnya ditengah kondisi pasar investasi yang tidak dapat diprediksi sehingga kondisi itu membuat investor enggan masuk ke mata uang berisiko," kata dia.
Meski demikian, kata dia, BI akan tetap menjaga nilai tukar mata uang dalam negeri agar tidak terkoreksi lebih dalam, diperkirakan rupiah akan berada dalam kisaran level Rp 9.100 per dollar.
Sumber: ANT


0 comments:
Post a Comment