Jakarta
Tokyo
London
New York
Sydney
Latest News :

Semester I 2012, Minyak Tembus ke $120

December 28, 2011

Futures minyak mentah berpeluang menguat secara moderat pada 2012 mendatang. Kombinasi antara krisis hutang Eropa dan kondisi politik ekonomi di Timur Tengah masih akan menjadi motor penggerak utama.
Masalah hutang Eropa dan ketegangan politik negara-negara Arab rentan mengganggu tingkat permintaan dan volume persediaan. Lebih lanjut, pergerakan harga bisa lebih liar karena sentimen politik yang memburuk. Iran misalnya, eksportir terbesar ke-tiga dunia ini terancam kena sanksi akibat proyek pengembangan nuklir.

Meski demikian, prospek harga tetap kondusif mengingat ekonomi Amerika Serikat (AS) tengah bangkit. Konsumen energi terbesar dunia ini membutuhkan lebih banyak suplai guna mendukung geliat bisnisnya. Sementara tingkat permintaan dari Eropa dipastikan menurun. Begitu pula dengan China, yang tengah merasakan perlambatan ekonomi pasca kejayaan industrinya. Khusus bagi China, jika tidak ada sesuatu yang istimewa tahun depan, pertumbuhan ekonomi negara ini juga tidak akan terlampau rendah dibanding 2011. Jadi penurunan tidak akan anjlok drastis karena kebijakan pemerintah cenderung protektif terhadap roda bisnis.

James Cordier, Manajer Keuangan Optionsellers.com, Florida, memperkirakan titik puncak harga berada di sekitar $120 per barel di bulan Juni atau Juli. Proyeksi itu mengacu pada musim liburan dan plesir musim panas di Amerika Serikat, yang lazim mendongkrak tingkat konsumsi BBM. Cordier juga memprediksi level terendah 2012 pada harga $85 per barel.

Harga minyak sudah menguat 9% sepanjang tahun ini (hingga 23 Desember). Namun sebagian besar waktu dihabiskan minyak di bawah $100 akibat digoyang banyak sentimen. 


Dari : Berbagai Sumber
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

Latest News

 

© Copyright KABAR MARKET 2011 | Powered by Blogger.com.